Arus Pergerakan Kapal Wisata di Labuan Bajo Empat Tahun Terakhir Meningkat, Tahun 2024 Mencapai 35 Ribu
KSOP Catat Lonjakan Keberangkatan hingga 35 Ribu Kapal pada 2024, Forum Stakeholder Dorong Kolaborasi Lintas Sektor untuk Wujudkan Labuan Bajo sebagai Destinasi Global

LABUANBAJOVOICE.COM — Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat mencatat lonjakan signifikan dalam arus keberangkatan kapal wisata di kawasan pariwisata unggulan tersebut dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
Berdasarkan data resmi yang disampaikan Kepala KSOP Labuan Bajo, Stephanus Rusdiyanto, pada Forum Stakeholder Kepariwisataan yang digelar Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Selasa (29/04), pertumbuhan aktivitas pelayaran wisata di Labuan Bajo mencerminkan geliat pariwisata yang semakin dinamis dan terkelola dengan baik.
“KSOP mencatat bahwa pada tahun 2021, jumlah keberangkatan kapal wisata di Labuan Bajo sebanyak 8.000 kapal. Angka ini melonjak menjadi 20.000 pada 2022, meningkat lagi menjadi 30.000 pada 2023, dan pada tahun 2024 mencapai 35.000 kapal wisata. Ini menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat positif,” ungkap Stephanus. Ia menambahkan, puncak aktivitas pelayaran wisata umumnya terjadi pada hari Senin dan Jumat.
Selain pertumbuhan kuantitas, kualitas pelayaran juga menunjukkan peningkatan. Stephanus memaparkan bahwa rasio kecelakaan pelayaran di Labuan Bajo terus menurun secara signifikan.
“Dari ratusan ribu pergerakan kapal, rasio kecelakaan kapal saat ini hanya 0,03%. Artinya, dalam 100.000 keberangkatan kapal, hanya ada tiga insiden darurat yang tercatat. Bahkan pada tahun 2023 dan 2024, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam kecelakaan pelayaran — zero lost of life,” ujarnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Forum Stakeholder Kepariwisataan yang diadakan di Kantor BPOLBF, yang menjadi ajang strategis untuk menyatukan langkah para pemangku kepentingan dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Acara ini dihadiri oleh beragam elemen seperti pelaku usaha, pemerintah daerah, akademisi, komunitas lokal, media, tokoh agama dan masyarakat, serta mitra pembangunan lainnya.
Pada kesempatan sama, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Xaverius Teguh, dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mewujudkan destinasi yang berdaya saing global.
“Kami percaya bahwa pariwisata yang berkualitas hanya dapat dicapai jika seluruh pemangku kepentingan bergerak bersama. Forum ini menjadi ruang terbuka untuk berbagi gagasan, menyelaraskan visi, dan memperkuat ekosistem pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Frans.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa forum ini merupakan implementasi nyata dari prinsip pentahelix, yang menggabungkan unsur pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan media dalam tata kelola destinasi.
Ia menambah, tujuannya adalah menciptakan langkah-langkah strategis yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjamin keberlanjutan sosial dan ekologis kawasan Labuan Bajo dan Flores.
Acara forum ini juga menjadi momentum silaturahmi dengan penyelenggaraan Halal Bihalal dan Syukuran Paskah, yang turut memperkuat semangat kebersamaan lintas agama dan budaya di kawasan destinasi wisata super prioritas ini.
Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Direktur Politeknik eLBajo Commodus, Manager PLN UP3, perwakilan Keuskupan Labuan Bajo, Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU), DPMPTSP, KPH, Gahawisri, HIPMI Manggarai Barat, Kadin Manggarai Barat, IFPRO, perwakilan Bandara Komodo, serta para kepala sekolah SMK dan insan media.
Dengan peningkatan arus kapal wisata dan perbaikan kualitas keselamatan pelayaran, ditambah forum koordinatif lintas pemangku kepentingan, Labuan Bajo kian menunjukkan dirinya sebagai model destinasi pariwisata kelas dunia yang tidak hanya indah dan menarik, tetapi juga aman, inklusif, dan berkelanjutan.
Penulis: Hamid