Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp LabuanBajoVoice.Com
+ Gabung
LABUANBAJOVOICE.COM – Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT), Irjen Pol Daniel T. M. Silitonga, SH., MA., mengungkapkan empat kasus kejahatan tertinggi di wilayah NTT. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers usai meresmikan Rumah Susun (Rusun) Polres Manggarai Barat di Kompleks Polsek Lama, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, pada Selasa (18/03/2025).
Menanggapi pertanyaan wartawan mengenai meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di NTT, Kapolda menjelaskan bahwa ada empat jenis kejahatan yang menjadi perhatian utama selama masa kepemimpinannya.
Menurut Irjen Pol Daniel kekerasan itu terbagi dalam dua jenis yaitu kekerasan fisik dan kejahatan berat. Kekerasan ini, Kapolda menyebut bahwa kasus pembunuhan, perkelahian, penganiayaan, dan pencurian dengan kekerasan masih menduduki posisi teratas dalam statistik kejahatan di NTT. “Ini yang paling banyak terjadi dan menjadi perhatian utama kami,” ujarnya.
Sementara, tambah dia, kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan kejahatan domestik, termasuk KDRT, juga menjadi sorotan. “Ada bapak yang pukul anak, anak yang pukul bapak, bahkan ada kasus bapak membunuh anak atau sebaliknya. Ini yang kami sebut sebagai domestic violence, dan angka kasusnya cukup tinggi di NTT,” jelasnya.
Selain itu, Kapolda NTT itu juga menyoroti tingginya kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pengemudi yang mengonsumsi minuman keras. “Banyak masyarakat yang masih nekat berkendara dalam kondisi mabuk, dan ini berisiko menimbulkan kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain,” tambahnya.
Peristiwa kejahatan jalanan juga, merupakan salah satu hal yang disoroti. Irjen Pol. Daniel menyebut kejahatan seperti penipuan, kenakalan remaja, dan berbagai aksi kriminal di jalanan juga masuk dalam daftar prioritas kepolisian.
Menanggapi tingginya kasus KDRT, Kapolda menegaskan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan lembaga sosial dan pemerintah daerah. “Tanpa keterlibatan lembaga sosial, upaya kami dalam menangani kasus domestik violence akan semakin sulit. Oleh karena itu, kami mengandalkan sinergi dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan kasus-kasus ini,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai lambannya penanganan kasus kekerasan seksual oleh Polres di NTT, Kapolda menyatakan bahwa pihaknya telah menginstruksikan percepatan proses penyelidikan.
“Saya sudah bertugas di sini selama enam bulan dan telah melakukan evaluasi. Saya telah memberikan arahan, baik secara lisan maupun tertulis, bahwa kasus kekerasan seksual harus menjadi prioritas,” tegasnya.
Namun, Kapolda juga menyoroti kendala dalam penyelidikan kasus-kasus tersebut. “Kasus-kasus seperti ini sering kali memiliki bukti yang minim. Keberhasilan penyelidikan sangat bergantung pada keterbukaan dari pelaku, korban, dan saksi-saksi. Oleh karena itu, penyidik harus sangat berhati-hati dalam menangani kasus ini,” tutupnya.
Kunjungan Kapolda Berlanjut ke Mako Brimob dan Buka Puasa Bersama
Setelah menggelar konferensi pers, Kapolda NTT beserta rombongan Forkopimda Manggarai Barat melanjutkan perjalanan ke Mako Brimob Kompi 4 Batalyon B di Kompleks Batu Cermin, Labuan Bajo, untuk meresmikan markas baru Brimob. Acara ini kemudian diakhiri dengan buka puasa bersama sebagai bentuk kebersamaan antara aparat kepolisian dan masyarakat.
Penulis: Hamid