Mendorong Ketahanan Pangan Berkelanjutan, Youth Entrepreneurship Camp Resmi Digelar di Labuan Bajo
Urban Futures – NURTURE: Membentuk Generasi Muda Kreatif untuk Masa Depan Pangan Lokal

LABUANBAJOVOICE.COM — Ketahanan pangan berkelanjutan membutuhkan lebih dari sekadar inovasi teknologi. Diperlukan keterlibatan generasi muda yang terlatih, kreatif, dan berorientasi pada perubahan sosial. Menjawab tantangan ini, Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis) bekerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI), dengan dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, resmi menyelenggarakan Youth Entrepreneurship Camp (YEC).
Youth Entrepreneurship Camp (YEC) berlangsung selama lima hari, dari 27 April hingga 1 Mei 2025 di Labuan Bajo. Kegiatan ini menjadi bagian dari inisiatif Urban Futures – NURTURE, yang bertujuan memperkuat kapasitas generasi muda dalam membangun usaha pangan lokal yang adil dan berkelanjutan.
Sebanyak 100 peserta dari sepuluh kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat mengikuti pelatihan intensif ini. Mereka diajak untuk mengeksplorasi pemahaman mendalam mengenai strategi pengembangan bisnis, sistem pangan lokal, manajemen finansial, dan kepemimpinan diri.
Kolaborasi ini mendapat sambutan positif dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Manggarai Barat, Petrus A. Rasid, dalam sambutannya menyatakan apresiasi atas hadirnya program Urban Futures – NURTURE. Menurutnya, inisiatif ini sejalan dengan prioritas pembangunan daerah yang tercantum dalam RPJMD 2025–2029.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran program ini di Manggarai Barat. Ketahanan pangan merupakan salah satu perhatian utama kami. Melalui program ini, orang muda diharapkan dapat memperkuat rasa tanggung jawab terhadap daerahnya dan mempersiapkan diri untuk masa depan,” ujar Petrus A. Rasid.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial, Tunggal Pawestri, menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak hanya menyangkut ketersediaan bahan makanan, tetapi juga aspek aksesibilitas, keberlanjutan, dan keberagaman pangan.
“Dalam konteks ini, orang muda memiliki peran vital sebagai agen perubahan. Dengan kreativitas dan keterampilan yang terus berkembang, mereka dapat menciptakan inovasi dalam produksi, distribusi, maupun pemasaran pangan berbasis teknologi,” ungkapnya.
Tunggal menambahkan bahwa mendorong wirausaha di sektor pangan tidak hanya mengurangi pengangguran, tetapi juga memperkuat sistem pangan lokal yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Usai mengikuti Youth Entrepreneurship Camp, sebanyak 50 orang muda terpilih akan mendapatkan pendampingan intensif. Mereka akan difasilitasi melalui program mentoring, pelatihan lanjutan, dan dukungan akses pasar untuk mengembangkan model bisnis pangan yang berdampak sosial.
Ketua Pengurus Prestasi Junior Indonesia, Pribadi Setiyanto, menjelaskan pendekatan yang digunakan dalam program ini.
“Kami memberdayakan orang muda dengan keterampilan teknis dan alat yang tepat. Pendekatan kami sangat aplikatif, mulai dari perencanaan bisnis menggunakan lean canvas, analisis keuangan usaha, hingga pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung rantai pasok pangan lokal,” terangnya.
Pribadi menambahkan bahwa harapannya, bekal ini dapat membangun ekosistem kewirausahaan pangan yang inklusif, tahan terhadap perubahan iklim, dan digerakkan oleh generasi muda.
Urban Futures – NURTURE menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan berbasis komunitas, kolaboratif, dan berorientasi pada generasi muda dapat menghadirkan perubahan nyata dalam sistem pangan lokal. Melalui kolaborasi yang solid antara lembaga sosial, sektor pendidikan, dan pemerintah daerah, harapan baru untuk ketahanan pangan berkelanjutan kini semakin nyata di Manggarai Barat.
Penulis: Hamid