Destinasi Wisata Alam Tersembunyi di Kampung Nobo Manggarai Barat
Budaya Unik dan Wisata Indah Tersembunyi di Kampung Nobo, Tondong Belang Manggarai Barat
LABUANBAJOVOICE.COM | Selain destinasi wisata bahari yang menjadi daya tarik pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Destinasi wisata alam lain juga tidak kalah menarik, yang tidak hanya menjual daya tarik wisata alamnya saja tapi juga budaya, adat istiadat masyarakat yang berkaitan erat dengan destinasi wisatanya.
Seperti halnya destinasi wisata di Kampung Nobo, Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat yang memiliki tiga buah spot destinasi wisata alam yang kenal dengan nilai budaya meliputi, Wae Woang, Cunca Perlamping, dan Wae Nggerguk.
Salah satu destinasi wisatanya yaitu Wae Woang, yang merupakan sumber mata air yang digunakan oleh para leluhur di Kampung Nobo hingga saat ini.
“Wae Woang itu merupakan sumber air kehidupan dari masyarakat Kampung Nobo ini, artinya bisa di katakan bahwa air dan kampung Nobo ini sama-sama ada, adanya air ini maka adanya Kampung Nobo,” ujar Kepala Desa Tondong Belang, Fransiskus Severius Vedi.
Wae Woang selain aktif digunakan masyarakat untuk aktivitas sehari-hari, oleh warga juga digunakan untuk ritual adat yang di kenal dengan nama Wa’u Wae. Apabila ada seorang pria warga Kampung Nobo yang menikah, maka kedua mempelai harus mandi bersama dan di saksikan warga setempat, sebagai bentuk penerimaan mempelai wanita oleh warga kampung dan para leluhur.
“Daya tarik dari Wae Woang ini adalah cerita atau sejarah yang dipelihara secara turun-temurun dan ini berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat. Di kampung ini ada namanya istilah Wa’u Wae, sekitar dua hari setelah sang mempelai perempuan sudah di bawa ke kampung ini jadi ada acara Wa’u Wae itu mandi bersama kedua mempelai ini di saksikan oleh masyarakat setempat, itu menunjukkan bahwa sang perempuan ini sudah di terima sepenuhnya di Kampung Nobo ini baik oleh masyarakat yang masih hidup maupun oleh para leluhur,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, budaya unik Wae Woang lainnya yang di percaya hingga saat ini, berkaitan dengan jenis kelamin anak dari mempelai yang dapat di ketahui dari ritual adat Wa’u Wae yang telah di jalankan.
“Acara Wa’u Wae tadi di dua pancuran ini, sebelahnya untuk pengantin perempuan sebelahnya untuk laki-laki, jadi mereka mandi bersama di sini lalu disaksikan oleh seluruh warga, di lanjutkan dengan pemecahan satu buah kelapa, kelapa ini akan di lempar di air, kalau kelapa itu dari dua bagian tadi posisinya kebalik bagian yang ada isi nya ke atas, maka saya katakan bahwa nanti anak pertama yang lahir perempuan, tapi kalau dia tengkurap itu berarti laki-laki dan itu terjadi,” lanjutnya.
Di kesempatan yang sama, Tua Golo atau tetua adat di Kampung Nobo, Maksimus Hambur juga menjelaskan bahwa warga setempat biasa mendapat pertanda terkait akan adanya berita kematian warga kampung, dengan terdengarnya suara gendang atau gong yang di percaya bersumber dari Wae Woang.
“Air ini sejak Kampung Nobo ini di buka, air ini sudah ada selain kegunaan juga keajaibannya ada. Keajaibanya seperti kalau ada nanti berita mau ada kematian di kampung ini, di sini nanti ada bunyi gendang, gong berarti tau bahwa dalam keadaan dekat ada yang akan meninggal,” kata Maksimus Hambur.
Dua destinasi lainnya seperti Cunca Perlamping dan Wae Nggerguk juga memiliki kepercayaan oleh warga setempat, di mana air dari kedua tempat wisata ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.
Perjalanan dari kota Labuan Bajo menuju Kampung Nobo, Desa Tondong Belang akan memakan waktu sekitar 45 menit perjalanan, menggunakan kendaraan baik roda dua maupun empat. Berwisata di Kampung Nobo selain mendapatkan keindahan wisata alamnya yang di dominasi oleh wisata air terjun, pengujung juga akan di perkaya dengan nilai budaya, adat istiadat kepercayaan warga kampung setempat yang erat kaitanya dengan wisata yang ada. *
Penulis: Hamid