21.387 Wisatawan Mancanegara Masuk Labuan Bajo via Kapal Wisata Internasional pada Januari–April 2025
Total Kunjungan WNA Melalui Jalur Laut dan Udara Capai 29.346 Orang, Imigrasi Labuan Bajo Tegaskan Hanya Catat Jalur Internasional

LABUANBAJOVOICE.COM – Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo mencatat sebanyak 21.387 warga negara asing (WNA) masuk ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, melalui jalur laut menggunakan kapal wisata internasional selama periode Januari hingga April 2025.
Data tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Charles Christian, dalam keterangan resminya pada Senin (5/5/2025). Menurut Charles, para WNA tersebut datang ke Labuan Bajo menggunakan kapal wisata besar yang langsung berlayar dari luar negeri ke pelabuhan internasional di daerah ini.
“Rekapitulasi kedatangan orang asing melalui jalur laut pada bulan Januari sebanyak 6.246 orang, Februari 1.542 orang, Maret 4.844 orang, dan April sebanyak 8.755 orang. Jumlah totalnya mencapai 21.387 orang hanya dari jalur laut saja,” ujar Charles.
Selain jalur laut, Kantor Imigrasi juga mencatat adanya 7.959 WNA yang datang ke Labuan Bajo melalui Bandara Internasional Komodo sepanjang empat bulan pertama tahun ini. Rinciannya, pada bulan Januari terdapat 1.542 kedatangan dan 1.424 keberangkatan. Februari mencatat 1.553 kedatangan dan 1.664 keberangkatan. Kemudian Maret terdapat 1.845 kedatangan dan 1.546 keberangkatan, serta April dengan 3.019 kedatangan dan 2.984 keberangkatan.
Meski terdapat selisih antara jumlah kedatangan dan keberangkatan, Charles menjelaskan bahwa perbedaan data tersebut merupakan hal yang wajar. Banyak WNA yang masuk ke Labuan Bajo namun tidak keluar melalui bandara setempat karena mereka melanjutkan perjalanan wisata ke daerah lain, seperti Bali, menggunakan jalur domestik.
“Misalnya, ada wisatawan asing yang tiba langsung dari luar negeri ke Labuan Bajo, tapi setelah itu melanjutkan liburan ke Bali atau Jakarta menggunakan penerbangan domestik. Sehingga, keberangkatannya tidak tercatat di Bandara Internasional Komodo,” jelasnya.
Jika digabungkan kedua jalur itu, total jumlah orang asing yang masuk ke Labuan Bajo baik melalui laut maupun udara selama Januari–April 2025 mencapai 29.346 orang.
Charles juga menekankan bahwa pihak Imigrasi hanya menghitung data kedatangan orang asing yang langsung masuk ke Indonesia melalui jalur internasional. Artinya, wisatawan asing yang datang dari Bali atau Jakarta menggunakan penerbangan domestik tidak tercatat dalam data tersebut, kecuali mereka melakukan perpanjangan izin tinggal di Kantor Imigrasi Labuan Bajo.
Lebih lanjut, Charles menjelaskan bahwa wisatawan asing yang datang melalui jalur udara umumnya menginap selama 5–6 hari di berbagai hotel di sekitar Labuan Bajo. Sementara itu, para penumpang kapal pesiar yang datang melalui jalur laut umumnya hanya berada selama sekitar 8 jam di Labuan Bajo sebelum kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi lain seperti Pulau Padar dan Pulau Rinca.
“Mayoritas dari mereka datang memang untuk berwisata. Mereka tertarik dengan keindahan alam dan kekayaan bahari di kawasan Taman Nasional Komodo,” tambah Charles.
Ia juga menjelaskan bahwa kapal-kapal wisata yang digunakan para WNA untuk masuk ke Labuan Bajo melalui jalur laut umumnya merupakan kapal pesiar berukuran besar, yang mampu membawa ratusan hingga ribuan penumpang dalam sekali perjalanan.
Charles menegaskan bahwa data resmi yang dicatat oleh pihak Imigrasi hanya meliputi WNA yang masuk melalui jalur internasional, baik laut maupun udara. WNA yang masuk melalui jalur domestik tidak termasuk dalam rekapitulasi Imigrasi, kecuali jika mereka mengurus dokumen keimigrasian seperti izin tinggal di Kantor Imigrasi setempat.
“Data ini kami sampaikan untuk mendukung transparansi dan sebagai bagian dari pelayanan publik yang akuntabel, khususnya dalam bidang pengawasan keimigrasian di wilayah Manggarai Barat,” pungkasnya.
Dengan meningkatnya angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Labuan Bajo, pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan terus berkoordinasi untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan pelayanan bagi para wisatawan asing, serta mendorong pertumbuhan sektor pariwisata secara berkelanjutan di Nusa Tenggara Timur.
Penulis: Hamid