Pariwisata

Gili Lawa di Taman Nasional Komodo Labuan Bajo Sajikan Sejuta Keindahan Alam dan Laut, Wajib Dikunjungi

Gili Lawa, salah satu spot wisata di Taman Nasional Komodo Labuan Bajo yang menarik untuk dikunjungi

LABUANBAJOVOICE.COM | Gili Lawa, sebuah permata tersembunyi di kawasan Taman Nasional Komodo Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dan telah menarik perhatian para wisatawan, terutama para pecinta alam dan petualang, dengan keindahan alamnya yang menakjubkan.

Gili Lawa terletak di sebelah utara Pulau Komodo, merupakan bagian dari wilayah Taman Nasional Komodo yang kaya akan kehidupan laut dan daratan yang mempesona. Untuk mencapai Gili Lawa, wisatawan bisa menggunakan jalur udara menuju Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo.

Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu atau kapal wisata yang tersedia di pelabuhan untuk mengarungi lautan sejauh sekitar kurang lebih 40 kilometer ke arah barat laut.

Keindahan panoramik yang ditawarkan oleh Gili Lawa memikat setiap mata yang memandang. Dari bukit-bukitnya yang hijau hingga pantai berpasir putih yang membentang luas, pulau ini menawarkan pemandangan luar biasa dan ketenangan yang jarang ditemukan di destinasi wisata lain.

Para pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seperti hiking, snorkeling, dan diving untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati laut yang melimpah.

Pemandangan dari puncak bukit Gili Lawa, di mana laut biru yang luas bertemu dengan langit cerah, adalah salah satu momen yang tak terlupakan bagi siapa saja yang mengalaminya.

Kepada media seorang anggota resor Gili Lawa atau Juru Punggung saat ditemui media pada Rabu, 4 September 2024 sore, ia mengatakan, bahwa para wisatawan yang melakukan kunjungan wisata di sini, dominan mereka-mereka itu untuk menyaksikan panorama alamnya, dan menyaksikan keindahan alam dari atas bukit.

“Mereka datang kesini, dominan untuk menyaksikan panorama alamnya. Walaupun disini ada rusa, mereka tetap lebih memilih menyaksikan pemandangan. Karena setiap di kawasan Taman Nasional Komodo selalu ada hewan rusa. Kalau disini itu panoramanya lebih menarik, sunset sama sunrise nya,” ujar Juru Punggung Gili Lawa, Maksimianus Pamur.

Baca Juga:  Manggarai Barat Peroleh 2,3 Miliar PAD dari Sektor Pariwisata Tahun 2024

Di Gili Lawa kata dia, kurang lebih ada 30-an ekor rusa. Kalau disini tidak ada hewan Komodo. Keberadaan rusa juga disini, kalau mereka merasa panas dan membutuhkan air, rusa akan berenang kembali ke daratan Pulau Komodo.

Keberadaan alam di Gili Lawa sendiri menawarkan pemandangan alami yang mempesona yang seakan menaklukkan indra. Bukit-bukit hijau dengan lekuk-lekuknya yang lembut menyambut siapa saja yang tiba di sini, melambai-lambai dalam harmoni yang menenangkan.

Di kaki bukit, birunya laut yang begitu jernih seolah mengajak untuk tenggelam dalam ketenangan dan keteduhannya, mencerminkan langit yang serupa kanvas biru tanpa cela.

Tak hanya pemandangan daratannya yang memukau, Gili Lawa juga menawarkan surga bawah laut yang luar biasa. Terumbu karang yang memikat menjadi tempat favorit bagi para penyelam dan penggemar snorkeling.

Beragam jenis ikan hias berwarna-warni menari-nari di antara karang, menciptakan simfoni visual yang tak terlupakan. Di sini, kehidupan laut berkembang dengan subur, menjadikan Gili Lawa sebuah ekosistem yang sangat dilindungi oleh masyarakat setempat dan pihak berwenang.

Dokumentasi padang safana di Gili Lawa. Foto: LABUANBAJOVOICE.COM

Pesona Gili Lawa tak berhenti di situ. Saat matahari mulai terbit, kilauan cahaya emasnya menyelimuti bukit dan laut, menciptakan suasana yang begitu magis dan romantis. Tak heran jika banyak fotografer datang menghampiri, mencari bidikan sempurna dari alam yang penuh keajaiban ini.

Dan ketika matahari terbenam, warni jingga kemerahan menciptakan pantulan cahaya yang dramatis di permukaan laut, mengubah keseluruhan lanskap menjadi sebuah karya seni yang hidup.

Baca Juga:  Tantangan Sosial dan Budaya bagi Perkembangan Wisata Labuan Bajo Sejak Ditetapkan sebagai Daerah Pariwisata Super Prioritas

Selain keindahan panorama, Gili Lawa juga dilengkapi dengan flora dan fauna yang khas. Pohon-pohon yang menjulang dan rerumputan hijau menjadi rumah bagi berbagai spesies burung dan serangga. Ekosistem di tempat ini ditata dengan sangat hati-hati demi menjaga keseimbangan alam sambil menyuguhkan keindahan yang terus berkelanjutan.

Dalam setiap detaknya, Gili Lawa adalah saksi bisu dari kealamian yang menyentuh hati, sebuah surga tersembunyi yang menawarkan ketenangan dan kekaguman kepada siapa saja yang berkesempatan menginjakkan kaki di sini.

Gili Lawa di Labuan Bajo memang menawarkan beragam aktivitas menarik bagi para pengunjungnya. Satu aktivitas utama yang tidak boleh dilewatkan adalah trekking ke puncak bukit. Perjalanan ini memberikan kesempatan untuk menikmati pemandangan spektakuler dari atas, dengan bukit-bukit yang hijau berpadu dengan laut biru yang memukau. Pendakian ini membutuhkan stamina yang cukup, namun pemandangan matahari terbit atau terbenam dari puncak bukit akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

Bagi pecinta dunia bawah laut, Gili Lawa adalah destinasi sempurna untuk snorkeling dan diving. Perairan sekitar pulau ini merupakan rumah bagi berbagai jenis terumbu karang dan kehidupan laut yang menakjubkan.

Beberapa wisatawan bahkan menceritakan pengalaman mereka bertemu dengan ikan pari dan penyu laut saat melakukan snorkeling. Untuk menikmati kegiatan ini secara optimal, disarankan membawa peralatan snorkeling atau diving sendiri, meski beberapa operator wisata di sekitar Labuan Bajo juga menyewakannya.

Namun dengan sejuta keindahan yang ada di Gili Lawa, masih banyak wisatawan yang belum tahu tempat ini. Bahkan para pengunjung yang datang ke lokasi ini tidak menentu jumlah yang berkunjung.

“Kalau disini, pengunjung itu tidak stabil. Maksudnya tidak stabil itu, tidak setiap hari itu selalu ada. Yang ada disini itu, tamu-tamu yang beraktivitas diving. Sore harinya mereka naik untuk melihat sunset di sini,” terang Pamur.

Baca Juga:  Keindahan Wisata Labuan Bajo Sejak Ditetapkan sebagai Daerah Pariwisata Super Prioritas

Menurut dia, rata-rata pengunjung kalau sudah masuk bulan September ini perhari kisaran 10 sampai 12 orang saja yang beraktivitas. Awal September saja sudah mulai berkurang, apalagi masuk pertengahan dan akhir bulan.

Dokumentasi laut yang bersih nan jernih dengan warna biru mencerahkan. Foto: LABUANBAJOVOICE.COM

“Kalau dibulan kemarin, akhir bulan Juli dan bulan Agustus itu, perhari kunjungan wisatawan kesini itu bisa mencapai 30 sampai 40 orang. Dan kebanyakan wisatawan yang berkunjung disini kebanyakan bule, tamu-tamu asing,” terang Pamur.

Wisatawan asing yang berkunjung disini, tambah dia, selain menikmati panorama alam dan menikmati sunset diatas bukit. Kebanyakan dari mereka juga melakukan aktivitas diving.

“Biaya tiket masuknya, untuk wisatawan asing kisaran Rp150.000 dan wisatawan lokal hanya Rp5.000. Hanya biaya tiket masuk ini saja yang berbeda, sementara biaya lainnya sama semua. Baik itu wisatawan asing maupun lokal atau domestik,” terangnya.

Kemudian, tambah Pamur, untuk biaya pemandu wisata kisaran Rp120.000 untuk lima orang, aktivitas tracking naik keatas biayanya Rp15.00, terus biaya diving Rp25.000, biaya snorkeling Rp15.000. Aktivitas ini yang sama biayanya, baik itu untuk wisatawan lokal maupun asing.

“Hanya bedanya itu di tiket masuknya saja. Itu biaya kalau hari kerja. Tapi kalau hari libur biayanya beda. Untuk tiket masuk bagi wisatawan lokal biayanya Rp7.500, sementara untuk wisatawan asing Rp225.000,” tutur Pamur.

Ia juga mengimbau bagi pengunjung, bahwa untuk membaca tata tertib terlebih dahulu sebelum melakukan tracking diatas gunung dan mengikuti setiap arahan dari pemandu wisata.

Penulis: Hamid

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://t.me/labuanbajovoice
Back to top button