Lembajo

Forum Masyarakat Peduli Wisata Mabar Layangkan Surat Penolakan Wacana Penutupan Taman Nasional Komodo ke Kementerian

Wacana penutup Taman Nasional Komodo mendapat respon penolakan dari masyarakat setempat

LABUANBAJOVOICE.COM | Forum Masyarakat Peduli Wisata Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur layangkan surat penolakan terhadap keputusan wacana penutupan Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo-Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.

“Kami memahami bahwa tujuan dari keputusan ini adalah untuk pelestarian lingkungan dan perlindungan komodo, namun keputusan tersebut penting untuk mempertimbangkan beberapa dampak yang sangat siginifikan kepada masyarakat,” ujar Pater Marsel Agot mewakili Forum Masyarakat Peduli Wisata Manggarai Barat, Kamis (8/8/2024) di Labuan Bajo.

Penutupan Taman Nasional Komodo (TNK), menurut dia, tentu menjadi isu yang sangat sensitif, terutama mengingat ketergantungan ekonomi masyarakat Manggarai Barat terhadap taman nasional tersebut.

“Harus diakui bahwa wisata Taman Nasional Komodo telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat, tidak hanya di Manggarai Barat namun juga seluruh masyarakat di Flores, NTT, serta Indonesia, bahkan dunia,” terangnya.

Dikatakan Pater Marsel, banyak orang mendapatkan keuntungan ekonomis dari sektor ini. Banyak investor yang menanamkan modalnya pada sektor wisata, sehingga Taman Nasional Komodo telah memberikan kontribusi penerimaan yang signifikan kepada negara.

“Saat ini, masyarakat Mangarai Barat baru keluar dari situasi pandemi COVID-19. Selama dua tahun, Masyarakat Manggarai Barat, yang selama ini bergantung pada sektor pariwisata mengalami kesulitan ekonomi yang luar biasa akibat penurunan jumlah wisatawan. Meskipun masyarakat baru mulai pulih, mereka dikejutkan lagi dengan berita penutupan TNK, yang akan kembali menghantam perekonomian local,” paparnya

Penutupan secara total Taman Nasional Komodo, menurutnya, akan menyebabkan penurunan pendapatan yang signifikan bagi ribuan masyarakat yang bekerja sebagai pemandu wisata, pengusaha penginapan, restoran, dan usaha kecil lainnya yang bergantung pada wisatawan.

“Tempat-tempat usaha akan melakukan pengurangan tenaga kerja yang menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan, yang pada akhirnya berujung pada tidak adanya penghasilan bagi mereka. Hilangnya mata pencaharian akan meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan di daerah kami,” jelas Pater Marsel.

Baca Juga:  Ada Permintaan Khusus Jama'ah Haji Asal Mabar untuk Pemda Manggarai Barat

“Kami berharap Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat mempertimbangkan penolakan ini dan mengadakan dialog dengan masyarakat lokal untuk mencari solusi terbaik yang tidak merugikan salah satu pihak. Kami siap untuk berdiskusi lebih lanjut dan memberikan masukan yang konstruktif demi kebaikan bersama,” pintanya.

Baca Juga:  Polres Mabar Gandeng PMI adakan Kegiatan Donor Darah di Labuan Bajo

Berikut poin penolakan dari Forum Masyarakat Peduli Wisata Manggarai Barat terhadap wacana penutupan Taman Nasional Komodo, sebagai berikut:

  1. Forum Masyarakat Peduli Wisata Manggarai Barat menolak kebijakan penutupan Taman Nasional Komodo secara total bagi wisatawan.
  2. Penutupan Bertahap: Penutupan dilakukan secara bertahap atau dengan sistem rotasi agar tidak sepenuhnya menutup akses bagi wisatawan. Dengan demikian, upaya pelestarian lingkungan dapat tetap dilakukan tanpa merugikan masyarakat lokal.
  3. Sebelum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menutup Taman Nasional Komodo secara berkala, maka Kementerian terkait mendorong dan mendukung Pemerintah Daerah Manggarai Barat untuk memastikan melakukan pembenahan infastruktur dan fasilitas pada destinasi di luar Taman Nasional Komodo. Kebijakan pembenahan destinasi di luar Taman Nasional Komodo tersebut, antara lain;
    a. Transportasi: Meningkatkan kualitas jalan, jembatan, dan transportasi umum untuk memudahkan akses ke destinasi wisata baru.
    b. Akomodasi: Mendorong pembangunan hotel, homestay, dan fasilitas penginapan lainnya yang sesuai dengan standar kelayakan.
    c. Fasilitas Pendukung: Membangun fasilitas pendukung seperti pusat informasi wisata, dan area parkir yang memadai.
  4. Program Peningkatan Keterampilan bagi masyarakat yang tinggal di dalam Taman Nasional Komodo. Menyediakan program pelatihan bagi masyarakat yang tinggal di dalam Taman Nasional Komodo, sebagai upaya diversifikasi ekonomi sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada sektor pariwisata.
  5. Melibatkan masyarakat local, khususnya masyarakat dalam kawasan Taman Nasional Komodo dalam upaya konservasi sehingga mereka dapat tetap berpartisipasi aktif dan mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut. Pendekatan ini juga akan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pelestarian lingkungan.
  6. Rencana penutupan Taman Nasional Komodo harus dilakukan melalui tahapan persiapan, khususnya berdialog dengan masyarakat sebagai upaya untuk membangun kesepahaman dalam melakukan upaya konservasi Taman Nasional Komodo.
Baca Juga:  Total Nilai Realisasi Investasi di NTT Tahun 2023 Mencapai 5,2 Triliun

Penulis: Hamid

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://t.me/labuanbajovoice
Back to top button