80 Persen Produk Holtikultura Guna Mendukung Sektor Pariwisata di Manggarai Barat Didatangkan dari Luar Daerah
Manggarai Barat Berpotensi Kembangkan Produk Lokal untuk mendukung sektor Pariwisata

LABUANBAJOVOICE.COM – Manggarai Barat, sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia, memiliki peluang besar dalam mengembangkan produk lokal yang dapat memenuhi kebutuhan industri pariwisata, termasuk hotel dan restoran.
Namun hingga saat ini, sebagian besar kebutuhan pangan sektor pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih dipasok dari luar daerah, seperti Bali, Makassar, NTB, Jawa, Ruteng, dan Bajawa.
Hal ini diungkapkan oleh anggota DPRD Manggarai Barat dari Fraksi Partai Gerindra, Kanisius Jehabut, dalam pertemuan dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) daerah dan Perumda Bidadari di Kantor DPRD Manggarai Barat.
Pertemuan yang dikemas dalam kegiatan Coffee Morning dengan agenda “Sinergi Industri Pariwisata dan Produk Lokal dalam Penguatan Ekonomi Manggarai Barat” bersama Fraksi Gerindra pada Sabtu, 22 Februari 2025, membahas pentingnya peran produk lokal dalam mendukung sektor pariwisata.
“Data menunjukkan bahwa sekitar 80% produk hortikultura yang digunakan di sektor pariwisata didatangkan dari luar Manggarai Barat,” ujar Kanisius Jehabut.
Ia menegaskan bahwa kondisi ini mencerminkan belum optimalnya kontribusi sektor pertanian dan perikanan lokal dalam mendukung industri pariwisata yang seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi daerah.
Menurut Kanisius, membangun sinergi antara sektor pariwisata dan produk lokal bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan nelayan, tetapi juga merupakan bagian dari strategi besar dalam mencapai kemandirian ekonomi daerah.
“Upaya membangun sinergi antara sektor pariwisata dan produk lokal bukan hanya tentang meningkatkan pendapatan petani dan nelayan, tetapi juga bagian dari strategi besar untuk mencapai kemandirian ekonomi daerah, ” ujar anggota DPRD Manggarai Barat asal daerah pemilihan (dapil) 1 itu.
Kanisius menjelaskan, dengan adanya regulasi yang tepat serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, Manggarai Barat diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk luar dan menjadikan sektor pertanian, perikanan, serta UMKM sebagai kekuatan ekonomi yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Ia menambahkan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana mewujudkan komitmen tersebut dalam aksi nyata. Pemerintah, DPRD, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat harus bersinergi dalam merealisasikan kebijakan ini agar Manggarai Barat tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai daerah dengan ekosistem ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PHRI Manggarai Barat, Silvester Wanggel, menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas dan kuantitas produk lokal agar dapat memenuhi standar industri pariwisata.
“Saat ini, produk lokal kurang diminati oleh hotel dan restoran karena belum memenuhi standar yang dibutuhkan, baik dari segi kualitas maupun kontinuitas pasokan,” ungkapnya.
Silvester menambahkan bahwa diperlukan upaya serius untuk mendukung petani, nelayan, dan UMKM agar mampu bersaing di pasar pariwisata. Dengan peningkatan kualitas produksi serta jaminan kontinuitas pasokan, produk lokal Manggarai Barat dapat menjadi pilihan utama bagi sektor perhotelan dan restoran di daerah tersebut.
Upaya ini membutuhkan koordinasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat agar kebijakan yang diambil benar-benar berdampak positif terhadap ekonomi lokal.
Dengan kerja sama yang baik, Manggarai Barat berpotensi menjadi contoh sukses dalam membangun ekonomi berbasis wisata yang berkelanjutan dan mandiri.
Penulis: Hamid