LABUANBAJOVOICE.COM – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan Yayasan St. Damian Binongko melaksanakan Gerakan Wisata Bersih (GWB) di Pantai Binongko, Labuan Bajo, Sabtu (26/07/2025) pagi.

Program ini menjadi bagian dari implementasi Program Unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mengedepankan konsep pembangunan destinasi pariwisata berkelanjutan dengan melibatkan komunitas dan menjaga kelestarian lingkungan.

Acara yang dipusatkan di kawasan pantai belakang Yayasan St. Damian Binongko ini mengusung misi lebih dari sekadar bersih-bersih.

Kegiatan ini menjadi simbol kepedulian terhadap kebersihan dan kenyamanan destinasi wisata, sekaligus langkah nyata mewujudkan destinasi yang layak, inklusif, dan ramah lingkungan.

Selain itu, gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kebersihan destinasi wisata, membangun rasa memiliki terhadap ruang publik bersama serta mendorong kolaborasi multipihak yang melibatkan pemerintah, swasta, organisasi sosial, dan masyarakat lokal.

Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menegaskan bahwa keberlanjutan pariwisata tidak hanya diukur dari jumlah kunjungan, tetapi juga sejauh mana pengelolaan lingkungan berjalan konsisten.

“Gerakan Wisata Bersih ini bukan sekadar bersih-bersih pantai, tapi momentum untuk memperkuat tanggung jawab kolektif terhadap pengelolaan destinasi yang berkelanjutan, regeneratif, dan berkualitas. Pariwisata bukan hanya soal menikmati keindahan alam, tetapi juga menjaga dan merawatnya bersama secara inklusif,” tegas Marhen.

Kegiatan yang berlangsung pukul 08.00–09.00 WITA ini melibatkan unsur Forkopimda, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Kabupaten Manggarai Barat, serta perwakilan industri pariwisata termasuk hotel-hotel di Labuan Bajo.

Sebagai hasil konkret, total 368 kilogram sampah residu berhasil dikumpulkan. Sampah ini kemudian dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Barat dan dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Warloka.

BPOLBF menegaskan, gerakan serupa akan direplikasi di titik-titik destinasi lain di kawasan Flores dan Nusa Tenggara Timur sebagai bagian dari pendekatan jangka panjang pengelolaan destinasi yang berkelanjutan dan regeneratif.

“Kita ingin memastikan bahwa pariwisata di Labuan Bajo dan sekitarnya tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga bertanggung jawab secara ekologis. Ini bukan tugas satu pihak, tetapi kerja bersama,” tutupnya.