Pendidikan

Menyiapkan Generasi Emas Labuan Bajo: Perjalanan Panjang SMK Negeri 3 Komodo Menjawab Tantangan Industri Pariwisata

Dari Sekolah Baru Menjadi Rumah Peradaban, SMKN 3 Komodo Lahir dari Visi Besar dan Tekad Kolaboratif Masyarakat

LABUANBAJOVOICE.COM – Di tengah geliat Labuan Bajo sebagai kota super premium yang menjadi magnet investasi pariwisata dari berbagai penjuru dunia, satu pertanyaan besar terus bergema: Apa dampaknya bagi masyarakat lokal?

Jika investor dan pemerintah daerah dengan mudah menghitung manfaat lewat grafik neraca keuntungan dan angka statistik, masyarakat akar rumput justru kerap terjebak dalam euforia tanpa pegangan pasti. Trickle down effect yang dijanjikan belum sepenuhnya terasa nyata. Banyak pakar menyimpulkan satu akar persoalan: rendahnya kualitas dan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang siap bersaing di sektor pariwisata.

Menyadari hal ini, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memilih pendidikan sebagai jalan keluar. Tepat pada tahun 2020, ditetapkan SK Pendirian Sekolah Nomor 421/227/PK/2020 dan SK Izin Operasional DPMPTSP.421.5/20/PTSP/XI/2020, menandai lahirnya SMK Negeri 3 Komodo, sekolah kejuruan yang diproyeksikan menjadi garda depan penyedia SDM unggul untuk industri pariwisata Labuan Bajo dan sekitarnya.

Terletak hanya 1,5 kilometer dari pusat Labuan Bajo, SMK Negeri 3 Komodo bukan sekadar proyek pendidikan. Ia adalah manifestasi visi besar: anak-anak daerah harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Namun, kelahirannya bukan tanpa rintangan. Dari urusan administrasi hingga tantangan sosial, semua dilalui dalam waktu yang tidak singkat.

Menurut Kepala Sekolah Hortensia Herima, yang ditunjuk sebagai pimpinan pertama lembaga ini, tantangan terbesar datang dari asumsi umum masyarakat terhadap sekolah baru. Orang tua ragu, khawatir anaknya akan menjadi “kelinci percobaan” di sekolah yang minim fasilitas, guru, dan pengalaman.

“Sebagai orang pertama yang ditugaskan memimpin sekolah ini, tantangan terbesar adalah meyakinkan orang tua siswa. Mereka bertanya banyak hal, mulai dari tenaga pengajar, kelengkapan fasilitas, hingga relasi dengan dunia usaha,” ungkap Hortensia, Selasa (27/05/2025).

Namun berkat kerja keras, kolaborasi kuat antara pihak sekolah, masyarakat, dan komite sekolah, tahun pertama SMKN 3 Komodo berhasil mencatatkan pencapaian gemilang: 300 peserta didik baru terdaftar.

Dengan motto “Berkarakter, Berwawasan, dan Beriman,” SMK Negeri 3 Komodo mulai menapaki jalan panjang menjadi sekolah kejuruan unggulan. Pada awalnya, hanya dua jurusan dibuka: Pariwisata (dengan fokus Bahari dan Ekowisata) dan Seni Tari, yang bahkan menjadi satu-satunya jurusan seni tari di seluruh Provinsi NTT.

Dalam lima tahun terakhir, SMK Negeri 3 Komodo menjelma sebagai simbol harapan baru. Tak hanya dalam kuantitas—jumlah siswa kini mencapai 947 orang—tetapi juga dari segi prestasi dan pengakuan.

Di tahun pertama, siswa SMKN 3 Komodo meraih Juara Harapan 2 Tari Tradisional NTT 2021. Tahun 2024 menjadi puncak awal keberhasilan: Juara 1 Meruorah Got Talent dan Juara 1 serta 2 Lomba Cerdas Cermat di PLC Vokasi Expo.

Prestasi ini membuktikan, sekolah baru bukan berarti sekolah yang tertinggal.

Melihat perkembangan pesat SMKN 3 Komodo, Dinas Pendidikan Provinsi NTT memberikan kepercayaan lebih besar. Kini, sekolah ini akan membuka dua kompetensi keahlian baru: Perhotelan dan Kuliner, yang mulai berlaku pada tahun ajaran 2025/2026.

“Ini bentuk apresiasi terhadap kerja keras kami. Penambahan kompetensi bukan bonus yang datang tiba-tiba, tapi hasil dari kerja kolaboratif seluruh civitas akademika—dari guru, manajemen sekolah, hingga komite dan masyarakat,” tambah Hortensia.

Kini, SMK Negeri 3 Komodo sudah menjalin kerja sama dengan 118 mitra dunia usaha dan industri yang tersebar di Labuan Bajo, Lombok, hingga Bali. Hal ini membuka akses langsung bagi siswa untuk praktek kerja lapangan, sekaligus membuka peluang kerja usai kelulusan.

Lebih jauh dari sekadar mencetak lulusan siap kerja, SMKN 3 Komodo juga ingin melahirkan wirausahawan baru. Dengan pendekatan kurikulum berbasis proyek dan dukungan mitra industri, siswa tak hanya belajar melayani wisatawan, tapi juga bagaimana menjadi pelaku usaha mandiri di bidang pariwisata, seni, dan kuliner.

“Saya sungguh yakin bahwa peserta didik di sekolah ini siap bersaing di dunia kerja bahkan menjadi entrepreneur hebat. Mereka dibekali keterampilan, didukung pendidik kompeten, dan berada dalam ekosistem belajar yang mendukung,” tegas Hortensia optimistis.

Kisah SMK Negeri 3 Komodo adalah potret inspiratif tentang bagaimana pendidikan bisa menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi derasnya arus perubahan. Di tengah gegap gempita Labuan Bajo sebagai destinasi super premium, sekolah ini hadir sebagai penjaga harapan, agar masyarakat lokal tak hanya menjadi penonton, tetapi juga aktor utama.

Dengan dedikasi tinggi dan semangat kolaborasi, SMK Negeri 3 Komodo bukan hanya mencetak siswa terampil, tetapi juga menyulam masa depan bagi anak-anak Labuan Bajo dan sekitarnya.

Sekolah ini bukan sekadar tempat belajar, melainkan ladang harapan yang ditanam hari ini untuk masa depan yang lebih mandiri, berkarakter, dan gemilang.

Penulis: Hamid

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://t.me/labuanbajovoice
Back to top button
error: Content is protected !!