Pemkab Manggarai Barat Berhasil Kembangkan Dua Desa Wisata Tahun 2024 Melalui Program Fasmadewi
Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Manggarai Barat saat ini sedang mempersiapkan pengembangan desa wisata

LABUANBAJOVOICE.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat melalui Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan telah meluncurkan program inovatif bernama Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata (Fasmadewi) pada tahun 2024.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia di desa-desa wisata, sehingga mampu memberikan pengalaman wisata berkualitas bagi pengunjung.
Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Manggarai Barat, Stefanus Jemsifori, menyatakan bahwa program Fasmadewi merupakan komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi pariwisata yang tersebar di berbagai desa.
“Kami ingin memastikan bahwa status Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas tidak hanya terfokus pada Taman Nasional Komodo, tetapi juga mencakup pengembangan desa-desa wisata yang memiliki kekayaan alam, budaya, dan seni tradisional,” ujarnya, Selasa (11/02).
Pada tahun 2024, program Fasmadewi berhasil mengembangkan dua desa wisata, yaitu Desa Wae Lolos di Kecamatan Sano Nggoang dan Desa Siru di Kecamatan Lembor. Desa Wae Lolos, yang dikenal sebagai “Desa Seribu Air Terjun”, telah menarik perhatian wisatawan dengan keindahan alamnya. Sementara itu, Desa Siru menawarkan konsep Agrowisata Ngalor Kalo, yang menggabungkan aktivitas pertanian dengan pariwisata edukatif.
Kesuksesan program ini mendorong pemerintah untuk melanjutkan pengembangan desa wisata lainnya. Pada tahun 2025, program Fasmadewi akan difokuskan pada Desa Warloka Pesisir di Kecamatan Komodo dan Desa Watu Tiri di Kecamatan Lembor Selatan.
Desa Warloka Pesisir memiliki potensi wisata yang unik, seperti pasar barter tradisional, situs megalitik, dan Bukit Anjungan yang menawarkan pemandangan perbukitan Pulau Flores dan Pulau Rinca. Akses yang mudah, hanya sekitar 20 menit dari Labuan Bajo, menjadikan desa ini strategis untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata baru.
Program Fasmadewi tidak hanya berfokus pada pengembangan destinasi wisata, tetapi juga pada peningkatan kapasitas masyarakat setempat. Selama sekitar 10 bulan, fasilitator program melakukan identifikasi dan pendampingan di desa-desa wisata, menggali dan mengembangkan potensi atraksi budaya, alam, ekonomi kreatif, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pelatihan dan pendampingan ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat desa, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
Dengan adanya program Fasmadewi, pemerintah Kabupaten Manggarai Barat berharap dapat menciptakan destinasi wisata yang beragam dan berkualitas, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.
Penulis: Hamid