Pemerintah Imbau Masyarakat Manggarai Jangan Beraktivitas Radius 1 KM dari Gunung Anak Ranakah
Kementerian ESDM melalui Badan Geologi terbitkan surat resmi aktivitas Gunung Anak Ranakah dan imbauan untuk masyarakat setempat
LABUANBAJOVOICE.COM | Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia melalui Badan Geologi, imbau masyarakat di sekitar Gunung Anak Ranakah di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) serta wisatawan agar tidak beraktivitas di radius 1 km dari kawah aktif.
“Masyarakat di sekitar Gunung Anak Ranakah maupun pengunjung wisatawan/pendaki agar tidak mendekati, memasuki dan beraktivitas di dalam radius 1 km dari kawah aktif,” ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid A.N mengutip dari salinan surat resmi instansi tersebut yang diterbitkan, Selasa (3/1/2024) dengan nomor: 235.Lap/GL.03/BGL/2024.
Wafid ingatkan kepada pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Anak Ranakah di Desa Waerii, Kabupaten Manggarai atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, Jawa Barat.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar informasi perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Anak Ranakah dan gunung api lainnya di Indonesia dapat di akses melalui website Badan Geologi yaitu https://geologi.esdm.go.id dan website PVMBG https://vsi.esdm.go.id atau melalui aplikasi atau website Magma Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website https://magma.esdm.go.id serta melalui media sosial PVMBG.
“Tingkat aktivitas Gunung Anak Ranakah akan dievaluasi kembali secara berkala maupun jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dianggap tetap jika evaluasi berikutnya belum dikeluarkan,” ungkap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM itu.
Gunung Anak Ranakah Naik Level Waspada
Aktivitas Gunung Anak Ranaka di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami perubahan status, dari level I (normal) meningkat menjadi level 2 (waspada) terhitung mulai Selasa, 03 Desember 2024, pukul 08.00 wita.
Hal itu berdasarkan salinan surat resmi dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia dengan nomor: 235.Lap/GL.03/BGL/2024 tertanggal, 03 Desember 2024 dan ditandatangani oleh Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid A.N.
Salian surat tersebut ditujukan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Gubernur NTT dan juga Bupati Manggarai. Isi surat bersifat segera. Dalam isi surat itu, Muhammad Wafid menerangkan, hasil evaluasi vulkanik Gunung Anak Ranaka, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, periode 1 November-2 Desember 2024.
“Berdasarkan pengamatan visual, gunung terlihat jelas hingga tertutup kabut. Cuaca kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah Utara, Barat, Barat Laut. Suhu Udara sekitar 15-28 °C,” kata Muhamad Wafid mengutip.
Menurut dia, hasil pengamatan instrumental, kegempaan yang terekam pada periode ini adalah sebagai berikut, 18 kali gempa Low-Frequency/LF, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 25 kali gempa vulkanik dalam. Terekam gempa yang berkaitan dengan aktivitas tektonik, yakni 57 kali gempa tektonik lokal dan 132 kali gempa tektonik jauh.
Ia menambahkan, hasil evaluasi, pengamatan visual selama 1 November-2 Desember 2024 tidak ada anomali asap dari kawah ataupun kubah utama. Hasil pengamatan lapangan, teramati asap yang bersumber di bawah kubah di sisi barat laut dan barat daya. Aktivitas asap berwarna putih tipis dengan intensitas lemah.
“Kegempaan masih didominasi oleh rekaman yang berkaitan dengan aktivitas tektonik, baik itu berupa gempa tektonik lokal maupun tektonik jauh dan menunjukkan peningkatan signifikan. Gempa Low-Frequncy/LF menunjukkan peningkatan signifikan bila dibandingkan bulan Oktober 2024,” tambah Wafid.
Dikatakan dia, kemunculan gempa LF mengindikasikan adanya resonansi aliran fluida (magma/gas/uap air) yang mengisi rongga, pipa atau rekahan di bawah Gunung Anak Ranaka. Sedangkan kemunculan gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam mengindikasikan adanya proses peretakan batuan akibat dari adanya suplai magmatik dangkal dan dalam yang mengubah stress/tekanan pada tubuh Gunung Anak Ranaka.
“Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental hingga tanggal 2 Desember 2024 serta dengan mempertimbangkan potensi ancaman bahaya, maka tingkat aktivitas Gunung Anak Ranaka dinaikkan dari level 1 (normal) menjadi level II (waspada) terhitung tanggal 3 Desember 2024 pukul 08.00 wita,” ungkap Kepala Badan Geologi ESDM.
Penulis: Hamid