Gempa Bumi Terjadi 23 Agustus 2024 dengan Magnitudo 5.3, Terasa Getaran di Labuan Bajo
Hingga pukul 11.35 WIB atau pukul 12.35 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempabumi susulan dengan M3,0 (aftershock)
LABUANBAJOVOICE.COM | Terjadi gempabumi di wilayah Pantai Utara Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur pukul 10.55.58 WIB atau pukul 11.55.58 WITA pada Jum’at, 23 Agustus 2024 siang.
Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) / menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,3.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,04° LS ; 119,36° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 Km arah Timur Laut Tambolaka, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 10 km.
Hingga pukul 11.35 WIB atau pukul 12.35 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempabumi susulan dengan M3,0 (aftershock).
Melalui rilis yang diterima media di Labuan Bajo, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng (intra-slab).
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” ujar Daryono.
Gempa gumi yang terjadi ini juga sangat terasa di wilayah Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dikatakan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG itu, gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Labuhan Bajo, Sumba Tengah, dan Tambolaka dengan skala intensitas III-IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Kemudian, tambah dia, daerah Dompu, Bima, Sumba Barat, dan Sumba Timur dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
“Daerah Ruteng dan Sumbawa dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” tambah Daryono.
Ia juga tidak lupa mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan hindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” imbau Daryono.
Penulis: Hamid