ITDC Gandeng Dietplastik Indonesia Bahas Pengelolaan Sampah di Kawasan GMCC Labuan Bajo
Pengelolaan Sampah Kawasan The Golo Mori Berbasis Ramah Lingkungan
LABUANBAJOVOICE.COM | PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Injourney Tourism Development Corporation/ITDC) kolaborasi dengan Dietplastik Indonesia gelar Focus Group Discussion (FGD) membahas pengelolaan sampah di kawasan Golo Mori Convention Centre (GMCC) di The Golo Mori, Desa Golo Mori, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Kamis (12/12)pagi.
FGD ini menghadirkan 20 instansi pemerintah daerah (Pemda) Manggarai Barat, termasuk komunitas, pelaku pariwisata, lembaga swadaya masyarakat (LSM), media lokal dan juga masyarakat setempat.
Kegiatan ini merupakan dalam rangka untuk menjaga keberimbangan alam, lingkungan, hubungan sosial dengan masyarakat setempat serta pemangku kepentingan, maka sistem pengelolaan sampah di kawasan The Golo Mori harus berbasis ramah lingkungan.
GMCC yang dikelola ITDC menyediakan fasilitas meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE) di destinasi pariwisata superprioritas Labuan Bajo.
General Manager The Golo Mori, Wahyuaji Munarwiyanto dalam penyampaiannya menginginkan pengelolaan sampah yang ada di kawasan GMCC sama seperti pengelolaan sampah yang ada di ITDC Nusa Dua di Bali. Menurutnya, pengelolaan sampah di sana sudah disiapkan sejak awal.
“Kegiatan ini bertujuan untuk membahas strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Kawasan The Golo Mori, guna mendukung pengembangan kawasan wisata yang ramah lingkungan,” ujar General Manager The Golo Mori itu.
Aji menekankan perlunya peningkatan sinergi antara semua pihak dalam menangani masalah sampah untuk menjaga kawasan Golo Mori tetap asri dan keberimbangan, antar alam dan lingkungan serta hubungan sosial dengan masyarakat sekitar.
Terkait penanganan sampah yang ada di Kawasan The Golo Mori merupakan komitmen dari ITDC untuk pengembangan pariwisata di Indonesia yang Environmental, Social, and Governance (ESG).
Konsep ini, kata dia, mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan tiga kriteria tersebut yaitu lingkungan, sosial serta tata kelola.
“Kegiatan ini sangat penting dalam konteks pengembangan pariwisata berkelanjutan, kita mencontohkan kawasan Nusa Dua Bali,” tutur Aji.
Hingga saat ini, tambah dia, kawasan kawasan Nusa Dua di Bali secara kualitas masih bertahan, karena sejak master plan tahun 1970-an selau dimonitor hingga saat ini.
“Bukan saja terkait penanganan sampah ataupun limbah, namun juga hubungan sosial dengan masyarakat dan pemerintahnya baik,” ungkapnya.
Oleh karena itu untuk kawasan Golo Mori, pihaknya menginginkan keterlibatan semua pihak sejak awal berkembang, sehingga nantinya segala konsep master plannya rapih.
“Baik master plan, awarness dan kita bisa implementasikan, supaya saat nanti berkembang kita sudah memiliki rencana-rencana dan juga tindakan-tindakan untuk memastikan bahwa ini bisa berkelanjutan,” tandasnya.
Ia pun berharap, melalui kegiatan hari itu segala masukan-masukan dari semua pemangku kepentingan
dapat terakomodir nantinya hingga pada tingkat imolementasi.
Pada kesempatan itu, Senior Research Lead Dietplastik Indonesia, Zakiyus Shadicky menyampaikan rasa bangga dan bahagianya atas kerjasama ini. Menurut Zaki, kegiatan kolaborasi ini dalam rangka untuk membahas mengurangi potensi sampah yang akan ada di kawasan GMCC kedepannya.
“Mudah-mudahan diskusi ini dapat menjadi sumbangsih bagi penyusunan kebijakan ataupun prosedur pemantasan plastik sekali pakai demi Golo Mori terus baik lagi,” harap Zaki.
Ia mengatakan, pihaknya merasa senang karena hadir berbagai pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal, diantaranya dari Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata, beberapa NGO lokal dan kepala desa serta masyarakat setempat.
Kegiatan hari itu diakhiri dengan sesi diskusi kelompok dimana setiap kelompok diberi waktu untuk melepaskan ide-ide baik demi kelangsungan Kawasan The Golo Mori yang ramah lingkungan dan sustainable (berkelanjutan).
Penulis: Hamid