Sunarti, Gadis SMAN 1 Sano Nggoang Manggarai Barat: Bertahan di Tengah Derita, Berharap Uluran Kasih
Hasil pemeriksaan dokter menampar harapan mereka: tumor hati, tumor ginjal, dan batu empedu bersarang di tubuh Sunarti

LABUANBAJOVOICE.COM – Sunarti Wahyunita (18) tak ubahnya remaja lain seusianya—penuh semangat, bercita-cita tinggi, dan gigih dalam menuntut ilmu. Namun, di balik senyum dan tekadnya, tersembunyi kisah perjuangan yang mengharu biru. Gadis kelas 3 SMAN 1 Sano Nggoang ini harus melawan tumor hati, tumor ginjal, dan batu empedu yang terus menggerogoti tubuhnya.
Sunarti dikenal sebagai siswa yang cerdas dan rajin. Impiannya sederhana: menyelesaikan pendidikan dan membanggakan kedua orang tuanya, Mustafa (53) dan Siti Anafia (53), yang berjuang sebagai petani dengan penghasilan pas-pasan. Namun, takdir berkata lain.
Perjalanan sakitnya dimulai sejak tahun 2022, saat ia didiagnosa mengidap Tuberkulosis (TBC). Kala itu, keluarga merasa dunia mereka runtuh. Namun dengan semangat juangnya, Sunarti berhasil pulih. Sayangnya, kebahagiaan itu hanya sementara.
“Waktu itu, dokter mendiagnosa dia menderita Tuberkulosis (TBC). Kami sangat terpukul, tapi tetap berusaha kuat. Ia dirawat di RSUD Komodo selama beberapa waktu hingga akhirnya sembuh,” kenang Siti Anafia, ibu kandungnya, Senin (17/2/2025).
Pada November 2023, ia kembali jatuh sakit. Awalnya, hanya infeksi saluran kemih, yang setelah pengobatan tampak membaik. Namun, siapa sangka, itu hanyalah awal dari badai yang lebih besar.
Maret 2024 menjadi titik balik yang mengkhawatirkan. Rambut Sunarti mulai rontok parah, tubuhnya melemah, dan wajah cerianya perlahan memudar. Orang tuanya hanya bisa menatap penuh cemas, sementara anak mereka semakin hari semakin kehilangan kekuatan.
“Kami panik. Rambutnya rontok banyak sekali, dan tubuhnya mulai lemas. Kami hanya bisa berusaha semampu kami, tapi kondisinya semakin memburuk,” ungkap Anafia mengisahkan kembali.
Hasil pemeriksaan dokter menampar harapan mereka: tumor hati, tumor ginjal, dan batu empedu bersarang di tubuh Sunarti. Satu penyakit saja sudah menyakitkan, apalagi tiga sekaligus?
“Saya tidak tahu harus bagaimana. Setiap malam saya sulit tidur, mendengar Sunarti mengeluh kesakitan, tapi dia selalu tersenyum, seakan tidak ingin membuat kami khawatir,” ujar Anafia.
“Ia mengeluh sakit saat buang air kecil. Kami bawa ke puskesmas, dan ternyata ia mengalami infeksi saluran kemih,” sambung ibunda Surnati.
Di tengah sakit yang mendera, semangat Sunarti tak pernah luntur. Meski tubuhnya semakin lemah, ia tetap ingin berangkat sekolah. “Saya ingin lulus, Bu,” ucapnya dengan suara lirih suatu pagi, saat tubuhnya hampir tak mampu berdiri.
Namun, harapan itu kini terancam. Keluarga diminta untuk merujuk Sunarti ke rumah sakit yang lebih besar di Bali, Surabaya, atau Jakarta. Tapi bagaimana mungkin? Hasil bumi yang mereka garap bahkan tak cukup untuk biaya makan sehari-hari, apalagi pengobatan yang membutuhkan biaya besar.
Tangan mungil Sunarti masih menggenggam harapan. Setiap bantuan yang datang bisa menjadi jembatan menuju kesembuhan.
“Kalau ada yang mau membantu, saya sangat bersyukur. Saya hanya ingin anak saya sembuh. Kami sangat berharap ada yang membantu agar Sunarti bisa mendapatkan perawatan terbaik dan kembali sehat seperti sedia kala,” ujar sang ibu penuh harap.
Bagi siapa pun yang tergerak untuk membantu Sunarti melawan penyakitnya, donasi dapat dikirim ke rekening BRI atas nama Siti Anafia (472801075948532) atau menghubungi langsung keluarganya melalui 082259775893 (Pasien Sunarti) atau 082241811568 (Julkarnaen, Kakak Kandung).
Setiap uluran tangan bukan hanya sekadar materi, melainkan juga cahaya harapan bagi Sunarti untuk kembali menjalani hidupnya dengan senyum yang tak lagi tertahan oleh sakit. Mari bersama-sama menjadi bagian dari keajaiban bagi gadis tangguh ini.
Penulis: Hamid