Antisipasi Peredaran Narkotika di Labuan Bajo, BNN Rencana Siapkan Satu Pos Interdiksi
Kepala BNN RI, Marthinus Hukom mengatakan akan berkordinasi dengan kementerian terlebih dahulu untuk membangun kantor cabang di Labuan Bajo

LABUANBAJOVOICE.COM | Bangunan Kantor Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) yang direncanakan akan dibangun di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat belum tahu persis kapan akan dimulai.
Hal itu disampaikan Kepala BNN Republik Indonesia, Marthinus Hukom saat konferensi pers usai Penandatanganan MoU dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah antara Pemerintah Daerah Manggarai Barat (Pemda Mabar) dengan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia yang berlangsung di ruang rapat bupati yang berlangsung pada Selasa, 20 Agustus 2024 siang, Kepala BNN
Menurut dia, ada moratorium tidak membangun organisasi vertikal, namun ada klausa yang mengatakan untuk membangun organisasi vertikal di daerah perlu analisa.
“Salah satu faktor penting yang saya lihat menjadi pertimbangan kita untuk mempercepat pembangunan BNNK adalah terkait perkembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Kepala BNN RI itu.
Marthinus mengatakan, bisnis haram (narkoba) ini dia selalu berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pariwisata.
“Kalau semakin tinggi perkembangan pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat tinggi, lalu kemudian daya gerak masyarakat juga akan tinggi,” ungkap Kepala BNN RI itu.
Dikatakan Marthinus, jika pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat tinggi, maka propaganda-propaganda terhadap untuk menggunakan narkoba ini akan semakin besar juga, dan pasarnya otomatis akan meningkat.
“Tapi kita akan melakukan pencegahan semaksimal mungkin,” tegas Marthinus.
Terkait rencana pembangunan kantor BNNK di Labuan Bajo, ia menutur, harus bicara terlebih dahulu dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).
“Kita bicara dulu dengan beliau (Abdullah Azwar Anas, Menpan-RB), supaya beliau mengerti betul problem-problem yang sedang muncul di sini untuk kita membangunnya,” ujar Marthinus.
Namun, tambah dia, sambil menunggu kordinasi, kita akan menempatkan salah satu pos interdiksi di Labuan Bajo untuk mengawasi peredaran narkoba. Karena tidak bisa kita menunggu pembangunan dulu baru kita bekerja.
“Kita harus tetap jaga daerah ini dari pengaruh-pengaruh negatif. Maka kita secara struktural, BNN bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati dan jajaran untuk mengantisipasi sejak awal,” jelasnya.
Menurut Martinus, Pemerintah Manggarai Barat hari ini betul-betul sudah melihat potensi itu. Apalagi ia sudah mendapatkan informasi bahwa tanggal 3 September ini ada penerbangan internasional yang mulai diberlakukan yaitu dari Malaysia dan Singapura.
“Hari ini produsen narkoba terbesar di dunia adalah Asia Tenggara, Myanmar dekat sekali dengan Indonesia. Dan pengalaman-pengalaman kita mengungkap narkoba itu mereka masuk baik lewat pintu laut, perbatasan maupun pintu udara yaitu penerbangan,” ungkapnya.
Maka, tambah dia, tidak menutup kemungkinan narkoba itu bisa masuk ke Labuan Bajo, dan kita siap untuk menghadapi mereka dengan segala konsekuensi dan kita bekerja sama
“Pesan saya buat para pelaku-pelaku, para pengedar gelap narkoba ini, jangan coba-coba masuk, kita siap menghadapi mereka,” tegas Martinus.
Penulis: Hamid