Pariwisata

BPO Labuan Bajo Flores: Natas Parapuar Labuan Bajo Dapat Menjadi Penghubung antar Komunitas di Labuan Bajo Flores

Destinasi wisata Parapuar Labuan Bajo, BPO Labuan Bajo Flores terus kembangkan dengan konsep dan kreativitas

LABUANBAJOVOICE.COM | Badan Pelaksana Otorita (BPO) Labuan Bajo Flores kedepannya Natas Parapuar dapat menjadi penghubung antar komunitas yang bisa digunakan oleh lintas komunitas yang ada di Labuan Bajo Flores sebagai lokasi showcase kreativitas.

Hal itu disampaikan oleh Plt. Direktur Utama (BPO) Labuan Bajo Flores, Frans Teguh, Kamis 8 Agustus 2024 lalu dilansir dari page facebook BPO Labuan Bajo Flores.

Selain kegiatan komunitas kata Frans, ada kegiatan aktivitas wisata minat khusus seperti yoga meditation atau forest healing atau sekadar berswa foto untuk menikmati keindahan Labuan Bajo dengan tetap menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Menurutnya,

“Ini merupakan cara BPOLBF untuk lebih mengenalkan dan mendekatkan Parapuar kepada khalayak,” ujar Plt. Direktur Utama BPO Labuan Bajo Flores itu.

Natas Parapuar, tambahnya, terletak di ketinggian kurang lebih 238 mdpl, sehingga pengunjung dapat melihat keindahan Labuan Bajo baik dari segi perkotaan, jajaran landscape pulau-pulau maupun bukit-bukit, dengan titik pandang 360 derajat.

“Selain menikmati sunrise dan sunset, Natas Parapuar juga dapat menjadi lokasi wisata minat khusus seperti yoga meditation maupun forest healing,” kata Frans.

Namun, lanjutnya, tentu saja penggunaan kawasan ini sebagai lokasi kegiatan tertentu harus melalui prosedur yakni meminta izin kepada pihak BPOLBF dan tetap menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan di Natas dan sekitar Natas.

“Parapuar didesain untuk menjadi landmark sekaligus sarana showcase kebudayaan Manggarai pada khususnya dan NTT pada umumnya. Salah satunya dimanifestasikan dengan adanya Natas Parapuar yang diharapkan dapat memberi gambaran kepada wisatawan tentang kekayaan budaya serta kearifan lokal masyarakat setempat,” ujarnya.

Dikatakan Frans, kawasan ini kami desain untuk dapat menjadi landmark dan showcase budaya Manggarai pada khususnya dan NTT pada umumnya. Pengembangan Kawasan Parapuar kami desain untuk dapat menampilkan kekhasan lokal, baik dalam bentuk bangunan, miniatur, pemberian nama lokus tempat, maupun desain arsitektur (interior dan eksterior).

Sehingga, sambungnya, menciptakan ruang yang merefleksikan keindahan dan identitas budaya setempat.

“Harapannya dengan showcase kebudayaan ini, para wisatawan nantinya mendapat gambaran dan tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang kebudayaan kita dan berkunjung ke destinasi-destinasi lain di NTT, selain Labuan Bajo,” harap Frans.

Sebagai destinasi pariwisata yang tengah dikembangkan di Labuan Bajo Flores, pengembangan Parapuar secara keseluruhan termasuk Natas Parapuar dilakukan secara terpadu, holistik dan berkelanjutan. Konsep Harmoni dengan Alam 3ECNC (Etno- Eco-Edu Culture & Nature Conservation) menjadi pendekatan pembangunan Destinasi Parapuar ke depan.

Dimensi 3A (Atraksi, Amenitas dan Aksesibilitas), masyarakat, citra dan pengelolaan pariwisata diselenggarakan dengan tetap didasari pada asas keseimbangan ekologi lingkungan, budaya, dan sosial masyarakat.

Atraksi baru di Parapuar, baik itu atraksi alam, atraksi sosial, atraksi budaya, dan atraksi buatan akan mengedepankan asas keseimbangan ekologi lingkungan, budaya, dan sosial masyarakat.

Selain itu, ketersediaan amenitas dengan entitas lokal yang menyatu dengan alam juga diharapakan akan menambah daya tarik wisata karena akan menjadi sesuatu yang unik.

Penulis: Hamid

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://t.me/labuanbajovoice
Back to top button
error: Content is protected !!