“Proyek ini sudah lama dicanangkan, tetapi belum dilaksanakan. Karena itu, kami berharap ada kerja sama dan kolaborasi antara kedua negara. Proyek ini akan membawa dampak positif bagi pariwisata di NTT,” jelas Abdulla.
Langkah konkret UEA ini dinilai sebagai bagian dari agenda global menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan alam dan budaya lokal.
Proyek pengembangan Pulau Komodo ini juga akan menjadi pilot project kolaborasi internasional yang menggabungkan teknologi, pendidikan, dan konservasi, dengan tujuan memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium dunia di bawah branding “Wonderful Indonesia”.
Dengan dukungan dana dan transfer pengetahuan dari UEA, pemerintah NTT berharap ekosistem Pulau Komodo dapat terkelola lebih baik, memberikan manfaat langsung bagi masyarakat lokal, serta memperkuat ketahanan ekonomi daerah melalui sektor pariwisata yang inklusif dan hijau.**

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan