“Ini menunjukkan bahwa Uni Emirat Arab dan Indonesia bergerak ke spektrum baru hubungan bilateral,” katanya.
Dalam konteks pariwisata, Abdulla menilai kerja sama antara UEA dan Indonesia akan membantu memperkuat ekosistem Komodo sebagai simbol konservasi global, sekaligus mendorong transformasi ekonomi pariwisata NTT menuju arah yang lebih berkelanjutan.
“Komodo butuh ekosistem yang lebih baik, manifestasi yang lebih baik dalam cara kita menampilkan komodo. Proyek ini juga akan melibatkan lembaga pendidikan lokal seperti Universitas Nusa Cendana untuk menjadi bagian dari pengembangan ekosistem komodo. Kami mendorong pemerintah untuk mempercepat proses ini,” ujar Abdulla.
Dalam kesempatan tersebut, Abdulla juga mengumumkan bahwa pemerintah UEA telah menyiapkan dana hibah sebesar US$5 juta melalui kementerian terkait untuk mendukung pelestarian Komodo dan infrastruktur wisata berkelanjutan di Pulau Komodo.
Dana ini akan difokuskan pada peningkatan fasilitas konservasi, riset ekologi, serta edukasi masyarakat lokal agar lebih terlibat dalam tata kelola pariwisata berwawasan lingkungan.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan