ITDC Gelar Pelatihan Bahasa Inggris Pariwisata untuk Masyarakat Golo Mori Labuan Bajo, Dukung SDM Lokal

Reporter: Hamid 
| Editor: Redaksi
Kegiatan pelatihan bahasa Inggris berlangsung di ruang Tana Room, Kawasan The Golo Mori. Foto: Labuan Bajo Voice

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp LabuanBajoVoice.Com

+ Gabung

Peserta pelatihan bahasa Inggris Pariwisata saat menerima sertifikat kegiatan. Foto: Labuan Bajo Voice

Ia menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari tiga pilar utama pengembangan kawasan wisata berkelanjutan oleh ITDC, yaitu: peningkatan kapasitas masyarakat, pelestarian budaya, dan penguatan lingkungan.

Golo Mori, yang kini berkembang sebagai kawasan destinasi premium setelah Mandalika, memiliki potensi besar sebagai pintu masuk pariwisata berkelas dunia.

Bacaan Lainnya

“Kami berharap warga yang telah ikut pelatihan ini bisa menjadi ujung tombak penyambut wisatawan, pemandu, hingga duta budaya lokal,” tambahnya.

Koordinator Dosen dari Politeknik eL Bajo, Dominikus Seno, S.S., M.Hum, yang memimpin tim pelatih, mengapresiasi antusiasme peserta. Ia berharap pelatihan ini tidak hanya diikuti dengan serius, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Pelatihan ini penting untuk meningkatkan daya saing masyarakat dalam sektor pariwisata. Karena itu, kami mengajak semua peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan sungguh-sungguh agar manfaatnya dapat dirasakan langsung,” tuturnya.

Kepala Desa Golo Mori, Samaila, dalam sambutannya juga mengungkapkan harapannya agar pelatihan ini berkelanjutan. Menurutnya, kawasan Golo Mori menyimpan potensi besar dalam menarik wisatawan, namun keberhasilan pembangunan tidak cukup dengan infrastruktur saja.

“Pemerintah sudah membangun jembatan, jalan, dan infrastruktur lain, tetapi pembangunan manusianya juga penting. Saya senang karena peserta pelatihan ini beragam, ada guru, polisi, masyarakat biasa. Harapan saya, kegiatan seperti ini terus berlanjut, karena membangun desa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakatnya,” ungkap Samaila.

Ia juga mendorong masyarakat untuk lebih proaktif dalam menyambut setiap peluang pembangunan dan pelatihan, bukan hanya menunggu.

“Masyarakat harus menjemput bola. Jangan hanya menunggu. Saya berharap pelatihan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya karena ini adalah kesempatan besar untuk masa depan pariwisata desa kita,” tutupnya.

Pelatihan ini menjadi bukti sinergi antara BUMN dan masyarakat dalam meningkatkan kapasitas SDM lokal sebagai bagian dari pengembangan ekosistem pariwisata berkelanjutan di kawasan super prioritas Labuan Bajo dan sekitarnya.

Pos terkait