Kondisi kelembapan yang tinggi membuat keringat sulit menguap. Akibatnya, kemampuan tubuh untuk mendinginkan diri berkurang sehingga masyarakat lebih cepat merasa panas, gerah, dan mudah lelah.
Ditambah lagi, sambung Maria, tutupan awan dalam tiga hari terakhir berkurang sehingga sinar matahari langsung menembus permukaan bumi.
Ia juga menambahkan, fenomena ini tidak hanya terjadi di Labuan Bajo, melainkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, khususnya daerah yang belum diguyur hujan.
“Bersyukur hari ini Labuan Bajo mendung, sehingga suhu tidak sepanas beberapa hari lalu,” katanya.
Selain faktor kelembapan, Maria menyinggung posisi matahari yang sedang berada tepat di atas khatulistiwa atau dikenal sebagai equinox pada 23 September.
Peristiwa astronomi ini menandai peralihan posisi matahari menuju selatan, sekaligus menjadi indikator bahwa musim hujan akan segera datang.
“Kita tinggal menunggu rilis resmi dari BMKG Klimatologi NTT untuk memastikan kapan wilayah Manggarai Barat akan masuk musim hujan. Biasanya setelah equinox, hujan mulai turun secara bertahap,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan