PERPADI NTT Temui Anggota Komisi IV DPR RI dan Kementan Bahas Pertanian di Daerah
Charles Angliwarman bertemu dengan anggota Komisi IV DPR RI bahas persoalan pertanian di NTT
LABUANBAJOVOICE.COM | Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (PERPADI) Nusa Tenggara Timur (NTT) memperkenalkan produk beras lokal ke salah satu anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB, Usman Husen asal daerah pemilihan NTT II pada Senin, 11 November 2024 lalu di gedung DPR RI Jakarta.
Beras lokal dengan label Labuan Bajo dan Molas Lembor yang merupakan hasil karya program Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Manggarai Barat itu, sudah ditingkatkan kualitasnya menjadi beras super premium dan layak untuk diperjual-belikan di pasar-pasar modern ataupun minimarket dan lain-lain.
“Pertemuan kami itu, awalnya saya menyerahkan beras produksi dari petani yang ada di NTT yang sudah kita tingkatkan menjadi beras super premium dengan label Molas Lembor dan Labuan Bajo,” ujar Ketua PERPADI NTT, Ignasius Charles Angliwarman, Kamis (14/11).
Charles menambahkan, untuk beras dengan label Molas Lembor itu baru di launching (luncurkan) pada tanggal 17 Oktober 2024 lalu, dan bertepatan dengan hari kelahiran Presiden Indonesia, Prabowo Subianto dan kelahiran dirinya. Sementara beras berlabel Labuan Bajo itu telah diluncurkan cukup lama.
Dikatakan Charles, dalam pertemuan itu dirinya bersama dengan Usman Husen membicarakan tentang, melalui DPR RI antara pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) dan pengusaha yang khusus bergerak di bidang pertanian untuk berkolaborasi dan bersinergi membangun kemandirian ekonomi NTT melalui pertanian.
Menurut dia, ketika tiga komponen ini bila berkolaborasi dengan baik, maka kemajuan kemandirian perekonomian NTT akan semakin kuat, dan masyarakat NTT sejahtera.
“Sehingga, tiga komponen ini bilamana bersatu program-program ini dapat diselesaikan dengan baik. Apalagi potensi di NTT itukan sangat luar biasa,” kata Ketua PERPADI NTT itu.
Menurut dia, persoalan pertanian ini jugakan merupakan masalah yang cukup diprioritaskan oleh Presiden Prabowo Subianto dibawah pemerintahan beliau dalam Kabinet Merah Putih. Apalagi Prabowo mempunyai target, agar Indonesia menjadi negara sebagai lumbung pangan dunia.
Selain itu, tambah dia, Presiden Prabowo Subianto juga pada saat berkampanye pada pemilihan presiden lalu, beliau memiliki program makan gizi gratis. Dan program itu, kemungkinan besar akan mulai berjalan per Januari 2025 mendatang.
Dihadapan Usman Husen, Charles juga menyampaikan beberapa program kerja Kadin Manggarai Barat selama ini. Salah satunya yaitu peningkatan kualitas beras para petani menjadi beras berkualitas dan berlabel, bahkan memiliki surat izin edar dari instansi berwenang.
“Jadi, saya berbicara sebagai Ketua Kadin Manggarai Barat yang telah sukses untuk membuat kolaborasi dengan petani di Manggarai Barat dan kita punya izin edar,” ujarnya.
Menurut dia, setelah dua jenis produk ini resmi diluncurkan. Kadin Manggarai Barat mendapat undangan khusus dari Chamber of Commerce and Industry Timor-Leste (CCI-TL) untuk memberikan pengetahuan cara membuat prodak sendiri dari hasil pertanian.
“Kita diundang di Timur Leste dan akhirnya berhasil memberikan knowledge (pengetahuan) membantu mereka, dan akhirnya mereka punya beras dengan label sendiri hari ini dan menjadi kebanggaan tersendiri buat mereka,” ujar Charles.
CCI-TL sekarang ini, kata dia, beras mereka diberikan nama Mana Boot dan menariknya, pada saat Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Timor Leste beberapa bulan lalu. Prodak beras berlabel Mana Boot itu, diberikan kepada Paus. Pada kemasan beras itu jugakan dipasang logo Kadin Indonesia. Inikan menjadi kebanggaan tersendiri buat kita di Indonesia.
Hasil pertemuan itu, menurut Charles, Usman Husen meminta PERPADI NTT agar segera membuat surat secara resmi kepada Kementerian Pertanian untuk dilakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan mereka dan Komisi IV DPR RI.
“Langkah inilah yang diminta oleh Pak Usman untuk PERPADI membuat surat kepada kementerian untuk dilakukan forum group diskusi atau rapat dengar pendapat di DPR RI, sehingga akan diundang satu kesatuan akan bagaimana kita bisa memapping (pemetaan),” ujar dia.
Selain itu, kata dia, dalam pertemuan itu juga dibahas tentang NTT agar memiliki produksi pangan sendiri dan beras-beras tidak di impor lagi ke daerah ini. Kalau kita berbicara Flores, kita adalah flower (bunga), harusnya kita punya lumbung-lumbung pangan yang kuat.
Setelah melakukan pertemuan dengan Usman Husen, Charles kemudian melanjutkan pertemuan dengan kepala benih di Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Untuk membicarakan perkuat kolaborasi antara pengusaha penggilingan padi, penangkar benih-benih pertanian dan juga pengusaha-pengusaha lain di sektor pertanian.
“Sehingga program dari Bapak Presiden Prabowo Subianto ini akan benar-benar terealisasi, sehingga tidak hanya pemerintah yang mengerjakan tetapi adalah pengusaha-pengusaha,” tutupnya.
Penulis: Hamid