22 Kapal Wisata Asing Kunjungi TN Komodo Sepanjang Januari-April 2025
Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo Rilis Data Kunjungan Wisman Internasional, Dukung Transparansi dan Pengawasan Keimigrasian
LABUANBAJOVOICE.COM — Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, secara resmi mengumumkan bahwa sebanyak 22 kapal wisata asing telah memasuki perairan kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) sejak Januari hingga April 2025.bKunjungan kapal-kapal tersebut membawa total 21.387 warga negara asing (WNA) yang masuk ke wilayah Labuan Bajo melalui jalur laut.
Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Charles Christian, dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Senin (5/5/2025). Data ini menjadi indikator penting dalam pengawasan keimigrasian serta perkembangan sektor pariwisata internasional di salah satu destinasi unggulan Indonesia Timur.
Berdasarkan catatan resmi, berikut adalah daftar kapal-kapal wisata asing yang telah berlayar di perairan kawasan Taman Nasional Komodo selama empat bulan pertama tahun 2025: Januari: meliputi kapal Regatta, Seven Seas Voyager, Le Laperouse, Noordam, dan Seven Seas Explorer.
Kemudian, bulan Februari: meliputi kapal Viking Venus, Paul Gauguin, Viking Sky, Zuiderdam, dan Seabourn Quest. Maret: kapal Viking Venus, Norwegia Sun, Regatta, dan Scenic Eclipse II. April: kapal Scenic Eclipse II, Viking Orion, Seven Seas Mariner, Seven Seas Voyager, Paul Gauguin, Norwegia Sun, Artania, dan Insignia.
Charles juga menyebutkan bahwa sebanyak 21.387 WNA masuk ke Labuan Bajo menggunakan kapal-kapal tersebut. Rinciannya sebagai berikut: Januari: 6.246 orang, Februari: 1.542 orang, Maret: 4.844 orang, dan April: 8.755 orang.
“Jumlah tersebut merupakan total kedatangan orang asing yang masuk langsung melalui jalur laut internasional, bukan melalui rute domestik seperti dari Bali atau Jakarta,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa wisatawan asing yang datang melalui jalur udara dan tidak melakukan perpanjangan izin tinggal tidak tercatat dalam data ini. Hanya WNA yang melakukan proses keimigrasian secara langsung di wilayah kerja Kantor Imigrasi Labuan Bajo yang masuk dalam rekapitulasi resmi.
Charles menjelaskan bahwa wisatawan asing yang datang melalui udara umumnya menginap selama 5–6 hari di Labuan Bajo dan sekitarnya. Sebaliknya, penumpang kapal pesiar biasanya hanya singgah selama 8 jam, sebelum kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan wisata ke destinasi-destinasi lain di kawasan TN Komodo seperti Pulau Padar dan Pulau Rinca.
“Mayoritas dari mereka datang memang untuk berwisata. Mereka tertarik pada keindahan alam, laut, dan satwa endemik Komodo yang menjadi daya tarik utama kawasan ini,” ujarnya.
Kapal-kapal wisata asing yang digunakan pun umumnya merupakan kapal pesiar berukuran besar, dengan kapasitas ratusan hingga ribuan penumpang. Kunjungan kapal-kapal ini juga mencerminkan Labuan Bajo sebagai destinasi global yang diminati wisatawan dunia.
Charles menegaskan bahwa data yang disampaikan bersifat resmi, akurat, dan merupakan bagian dari komitmen Kantor Imigrasi dalam memberikan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel, khususnya dalam bidang pengawasan keimigrasian.
“Data ini kami sampaikan untuk mendukung transparansi, serta sebagai bahan koordinasi antarinstansi dalam mendukung tata kelola pariwisata internasional yang berkelanjutan di Manggarai Barat,” ungkap Charles.
Dengan meningkatnya angka kunjungan wisatawan mancanegara melalui jalur laut, pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan dapat terus meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam menjaga keamanan, kenyamanan, serta pelayanan optimal bagi para wisatawan asing.
Hal ini juga penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, serta memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi super prioritas nasional yang berperan penting dalam peta pariwisata Indonesia.
Penulis: Hamid
