Diana menegaskan, setiap tenant memiliki karakter unik dan menu khas yang membedakannya.
“Masing-masing tenant punya ciri khas dan keunikan. Mungkin itu juga yang membuat masyarakat tertarik datang ke sini. Ada makanan, minuman, snack, sampai kerajinan tangan, jadi masyarakat bebas memilih,” katanya.
Joey juga menegaskan bahwa kawasan Mawatu Labuan Bajo terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya masuk.
“Masuk ke wilayah ini gratis dan terbuka untuk umum, tidak dipungut biaya. Jika ada yang minta biaya masuk, dapat menghubungi pihak manajemen Mawatu Labuan Bajo,” tegasnya.
Dengan konsep terbuka, nuansa budaya lokal, serta dukungan penuh bagi UMKM, Mawatu Labuan Bajo kini menjadi salah satu ikon wisata baru di Labuan Bajo yang tidak hanya mempercantik kawasan pesisir, tetapi juga menghidupkan ekonomi masyarakat lokal.**

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan