LABUANBAJOVOICE.COM — Sudamala Resorts menegaskan posisinya sebagai pelopor pariwisata berkelanjutan di Indonesia melalui dua langkah monumental di Sudamala Resort Seraya, Labuan Bajo: peluncuran Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terintegrasi dan program restorasi terumbu karang berskala besar di kawasan house reef resort, Sabtu (1/11/2025).

Keduanya diresmikan langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, bersama Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, dan Uskup Maximus Regus dari Keuskupan Labuan Bajo melalui Vikaris Jenderal Keuskupan Labuan Bajo RD Richard Manggu.

Hadir pula CEO Sudamala Resorts, Ben Subrata, serta para mitra kolaborasi dari Yayasan Sudamala Bumi Insani (YSBI), Yayasan Bali Blue Harmony, Xurya, dan Suryagen.

“Transisi energi dan konservasi terumbu karang ini adalah bukti nyata dari DNA keberlanjutan Sudamala Resorts, dari darat hingga laut,” ujar Ben Subrata, CEO Sudamala Resorts.

Sistem PLTS yang terdiri dari 480 panel surya berkapasitas 300 kWp dan baterai penyimpanan energi sebesar 770 kWh kini mampu memenuhi 85% kebutuhan listrik resort.

Infrastruktur ini telah beroperasi penuh selama tiga bulan terakhir, menghasilkan sekitar 410.000 kWh energi bersih per tahun dan menekan emisi karbon hingga 370 ton CO₂, setara dengan menanam lebih dari 4.900 pohon setiap tahunnya.

Inisiatif ini tidak hanya memperkuat komitmen Sudamala terhadap transisi energi bersih, tetapi juga menjadi contoh praktik efisiensi energi di sektor pariwisata yang dapat direplikasi di destinasi lain.

Bersamaan dengan peluncuran PLTS, Sudamala juga memperkenalkan program restorasi terumbu karang seluas 3,56 hektar, menggunakan teknologi Modular Artificial Reef Structure (MARRS).

Metode ini terbukti efektif dalam mempercepat pertumbuhan karang alami dan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan laut berkelanjutan.

“Inisiatif Sudamala Resorts adalah bukti bahwa pariwisata tidak hanya dapat memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjadi kekuatan besar dalam menjaga dan memulihkan lingkungan.” ujar Melki Laka Lena.

Menurut Gubernur NTT, ini model pembangunan berkelanjutan yang layak dicontoh di destinasi lain di NTT dan seluruh Indonesia.

Bupati Endi menambahkan, pemerintah Manggarai Barat mendukung kolaborasi ini sebagai wujud nyata pariwisata bertanggung jawab.

“Sudamala telah menunjukkan bahwa pembangunan hijau di Labuan Bajo bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga efisien secara biaya dan membawa manfaat jangka panjang bagi alam dan masyarakat.” jelas Bupati Endi.

Program ini juga menjadi simbol sinergi antara sains, spiritualitas, dan tanggung jawab sosial.

“Proyek ini mencerminkan komitmen kami terhadap tindakan berbasis sains yang menjamin keseimbangan ekologis dan keberlanjutan mata pencaharian masyarakat,” kata Sri Nuka, Ketua YSBI.

Sementara itu, Pariama Hutasoit, Ketua Yayasan Bali Blue Harmony, berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi banyak pelaku pariwisata.

“Kami berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi lebih banyak pelaku pariwisata untuk bergerak bersama demi masa depan laut yang sehat dan berkelanjutan.” ungkapnya.

Dalam refleksi moralnya, Vikaris Jenderal Keuskupan Labuan Bajo RD Richard Manggu mengutip surat ensiklik Laudato Si’ karya Paus Fransiskus: “Segala sesuatu di dunia ini saling terhubung. Merawat bumi sebagai rumah bersama berarti juga merawat sesama dan generasi mendatang. Apa yang dilakukan Sudamala bukan sekadar upaya lingkungan, tetapi pengingat bahwa melindungi alam adalah memelihara kehidupan.” kata Romo Richard.

Acara bertajuk “Empowering a Greener Future” menjadi penegasan filosofi Sudamala Resorts bahwa keramahan sejati tumbuh dari harmoni dengan alam.

Melalui energi terbarukan, pelestarian budaya, dan konservasi keanekaragaman hayati, Sudamala membangun fondasi baru bagi industri hospitality nasional yang berjiwa hijau.

Ke depan, Sudamala akan terus memperluas kehadirannya dengan mengembangkan lifestyle boutique resorts di berbagai destinasi Indonesia. Setiap resort akan dirancang untuk menonjolkan keindahan lokal sekaligus melindunginya.

“Inisiatif di Labuan Bajo ini menjadi bukti bahwa pariwisata, bila dijalankan dengan hati nurani dan kepedulian sosial, dapat menjadi kekuatan untuk pelestarian dan pembaruan — sebuah kisah yang layak didengar hingga ke penjuru dunia,” tutup Ben Subrata.

Tentang Yayasan Sudamala Bumi Insani (YSBI)

Yayasan nirlaba yang didirikan oleh Sudamala Resorts, berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan pelestarian warisan lokal.

Kegiatan utamanya mencakup empat pilar: Kesejahteraan Sosial & Kemanusiaan, Pendidikan & Ekonomi Produktif, Pelestarian Seni & Budaya, serta Konservasi Lingkungan.

Tentang Sudamala Resorts

Didirikan pada 2011, Sudamala Resorts adalah grup perhotelan butik asal Indonesia yang telah meraih berbagai penghargaan internasional.

Mengusung filosofi “authentic Indonesian hospitality”, Sudamala memadukan arsitektur tradisional, seni lokal, dan pelayanan tulus di setiap propertinya.

Kini memiliki lima resort di Sanur, Senggigi, Seraya Kecil, dan Labuan Bajo, dengan properti keenam di Ubud yang akan dibuka pada akhir 2025.**