LABUANBAJOVOICE.COM — Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi elemen krusial dalam membangun masa depan taekwondo di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penegasan itu disampaikan langsung oleh perwakilan Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) pusat, Master Rafael J. Rosok, dalam sesi Technical Meeting (TM) jelang pelaksanaan Nasional Taekwondo Komodo Open Tournament II di GOR Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (7/8/2025) sore.
“SDM merupakan kunci sukses dalam membangun masa depan taekwondo di NTT. Dengan memiliki pelatih, wasit, dan official yang berkualitas, taekwondo di NTT dapat berkembang dan maju,” tegas Master Rafael di hadapan peserta TM.
Menurutnya, kejuaraan seperti ini bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga merupakan wadah strategis untuk peningkatan kualitas SDM dalam dunia taekwondo.
Lebih lanjut, ia katakan, baik atlet, pelatih, wasit hingga ofisial akan mendapatkan pengalaman dan wawasan baru yang menjadi modal penting dalam meningkatkan kapasitas dan daya saing mereka.
“Dengan mengikuti kejuaraan, atlet-atlet, wasit, pelatih dan lain-lain dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang berharga, sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas mereka,” tambahnya.
Komitmen Pengembangan Taekwondo Timur Indonesia
Master Rafael, yang juga merupakan putra asli NTT, menggarisbawahi pentingnya pemerataan kompetisi nasional untuk wilayah Indonesia bagian timur, termasuk NTT.
Ia menyebut, pelaksanaan kejuaraan di Labuan Bajo merupakan langkah penting untuk menjawab ketimpangan antara wilayah barat dan timur dalam pengembangan olahraga taekwondo.
“Kejuaraan taekwondo di NTT perlu diadakan untuk mengimbangi daerah lain di Indonesia bagian barat. Dengan adanya kejuaraan ini, kita dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan atlet taekwondo di NTT, sehingga mereka dapat bersaing dengan atlet-atlet dari daerah lain,” ujarnya penuh semangat.
Meski dihadapkan dengan tantangan khas wilayah kepulauan, seperti biaya tinggi dan keterbatasan akses, Master Rafael menegaskan bahwa hal tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk menyerah.
Sebaliknya, kondisi itu harus menjadi motivasi untuk terus maju dan solid dalam membangun komunitas taekwondo yang lebih baik.
“Saya mohon dukungan dari para pelatih, wasit, peserta dan lain-lain, agar tetap solid dan jangan membuat gesekan. Sukseskan acara ini!” pintanya dalam nada tegas namun membangun.
Pelaksanaan Nasional Taekwondo Komodo Open Tournament II sendiri berlangsung selama dua hari, mulai Jumat hingga Sabtu, 8–9 Agustus 2025 di GOR Labuan Bajo.
Turnamen ini diikuti oleh lebih dari 500 atlet dari berbagai provinsi di Indonesia, dengan total peserta termasuk ofisial dan rombongan mencapai sekitar 800 orang.
Provinsi-provinsi seperti Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, dan NTB turut ambil bagian dalam kejuaraan bergengsi ini, menjadikannya magnet kompetisi yang tidak hanya penting bagi NTT, tetapi juga di tingkat nasional.
Ketua Pengurus Cabang Taekwondo Indonesia (TI) Kabupaten Manggarai Barat sekaligus anggota DPRD Fraksi NasDem, Basilius Sardi Jeramat, memastikan kesiapan turnamen telah mencapai tahap maksimal.
“Persiapan pelaksanaan turnamen telah mencapai 100 persen,” pungkasnya dengan optimisme.
Kejuaraan ini bukan sekadar ajang adu teknik, melainkan momentum kolektif untuk mendorong kemajuan taekwondo di NTT melalui peningkatan kualitas SDM.
Dengan dukungan penuh dari PBTI pusat serta soliditas seluruh elemen pelaksana, Nasional Taekwondo Komodo Open Tournament II diharapkan mampu melahirkan atlet-atlet berprestasi dari Bumi Flobamora menuju pentas nasional bahkan internasional.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan