LABUANBAJOVOICE.COM — Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan (Disparekrafbud) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Pengembangan Destinasi Wisata Berkelanjutan di Ruang Tourist Information Center (TIC) Disparekrafbud, Jumat (8/8/2025).

Kegiatan ini merupakan langkah strategis Pemkab Manggarai Barat dalam mengawal masa depan Labuan Bajo yang telah ditetapkan sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP).

FGD ini terwujud melalui kolaborasi dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Sekolah Tinggi Ilmu Bisnis Kumala Nusa Yogyakarta, sekaligus menjadi bukti keseriusan pemerintah daerah untuk memastikan pengelolaan pariwisata dilakukan secara terukur, berbasis riset, dan berkelanjutan.

Kepala Disparekrafbud Manggarai Barat, Stefanus Jemsifori, menegaskan bahwa keberlanjutan pariwisata tidak dapat dicapai hanya oleh satu pihak.

“Pasca penetapan Labuan Bajo sebagai DSP, pertumbuhan sektor pariwisata terjadi sangat signifikan. Namun, keberlanjutan hanya akan terwujud melalui adaptasi, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.

Stefan juga mengapresiasi kontribusi dunia akademik sebagai mitra strategis dalam merumuskan kebijakan yang tidak hanya visioner, tetapi juga berbasis bukti ilmiah.

“Riset dan rekomendasi akademis menjadi peta jalan yang memandu kami dalam meningkatkan kualitas destinasi. Ke depan, kami mendorong integrasi seluruh kantor asosiasi pariwisata di satu lokasi agar koordinasi lebih efisien,” tambahnya.

FGD ini menjadi bagian dari penelitian program BIMA yang digagas Kemendikbudristek dan dikerjakan oleh tim peneliti gabungan UNY dan STIE Kumala Nusa.

Perwakilan tim peneliti, Prof. Tony Wijaya, menyampaikan bahwa kegiatan ini memberi kesempatan emas untuk berdialog langsung dengan para pelaku industri dan pemangku kebijakan lokal.

“Diskusi ini sangat berharga untuk memahami kondisi aktual Labuan Bajo secara mendalam. Kami berharap hasilnya tidak hanya bermanfaat secara akademis, tetapi juga memberikan kontribusi strategis bagi penguatan industri pariwisata,” ungkapnya.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan asosiasi pariwisata, pelaku usaha, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Dari forum ini diharapkan lahir rekomendasi konkret, rencana aksi, dan peta jalan kolaboratif yang akan memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas berkelas dunia—yang tidak hanya mengedepankan daya saing global, tetapi juga tetap menjaga kelestarian alam dan warisan budaya lokal.

Dengan semangat kolaborasi yang terbangun, Pemkab Manggarai Barat optimistis Labuan Bajo akan menjadi contoh praktik terbaik pariwisata berkelanjutan di Indonesia, bahkan di kancah internasional.**