LABUANBAJOVOICE.COM – Ajang balap sepeda internasional Tour de EnTeTe (TdE) 2025 resmi mencapai garis finis di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Minggu (21/9). Etape ke-10 yang menempuh rute 130 kilometer dari Manggarai menuju Labuan Bajo berlangsung dramatis sekaligus menutup perhelatan bergengsi ini dengan penuh kemeriahan.
Pebalap asal Aljazair, Youcef Reguigui (65), tampil sebagai pemenang etape terakhir. Posisi kedua diraih Emanuel Dave Samonte Montemayor (12) dari Filipina, sementara rekan senegaranya, Ronilan Villa Guita (11), menempati urutan ketiga dengan catatan waktu yang sama.
Sementara itu, penghargaan khusus Best Indonesian Rider Stage 10 jatuh kepada Muhammad Herlangga (93), dan gelar Young Rider Stage 10 disabet oleh Muhammad Syelhan Nurrahmat (125).
Tour de EnTeTe 2025 menghadirkan 16 tim dari 13 negara, menjadikannya salah satu ajang sport tourism terbesar di Indonesia Timur.
Ribuan masyarakat memadati garis finis Labuan Bajo, menciptakan atmosfer meriah sekaligus memperkuat branding kota ini sebagai pusat penyelenggaraan event internasional.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan bahwa TdE 2025 bukan sekadar kompetisi olahraga, melainkan momentum penting untuk mempromosikan keindahan alam dan budaya NTT ke kancah dunia.
“Respon masyarakat, diaspora, hingga publik nasional luar biasa positif. Bahkan para sponsor, kementerian, dan beberapa menteri yang saya lapori mengapresiasi TdE 2025,” ujar Melki kepada awak media.
Lebih lanjut dikatakan Melki, mereka menilai ajang ini layak diteruskan karena terbukti NTT mampu menyelenggarakan event kelas dunia.
Kesuksesan Tour de EnTeTe 2025 didukung oleh alokasi anggaran dari Pemprov NTT sebesar Rp5 miliar, kontribusi Bank NTT Rp5 miliar, serta sponsor yang menyumbang lebih dari Rp7–8 miliar.
Menurut Gubernur, dampak nyata terlihat jelas di sektor pariwisata. “Media sosial penuh dengan sorotan tentang keindahan NTT. Banyak pebalap asing berhenti sejenak hanya untuk menikmati pemandangan. Spot-spot wisata kita kini muncul di berbagai platform digital. Itu bukti konkret pariwisata NTT sedang meledak,” tegasnya.
Dengan pengalaman tahun ini, Gubernur Melki optimistis TdE akan kembali digelar tahun depan dengan skala lebih besar.
Jika tahun ini persiapan hanya berlangsung dua bulan, persiapan untuk tahun depan akan lebih panjang sehingga berpotensi menghadirkan lebih banyak peserta internasional dari belasan hingga 20 negara.
“Tahun depan TdE akan lebih besar dan lebih meriah. Dengan dukungan semua pihak, event ini akan menjadi agenda sport tourism tahunan berskala nasional dan internasional,” katanya.
Selain menjadi ajang olahraga, TdE 2025 juga meninggalkan warisan penting bagi pengembangan bibit atlet balap sepeda Indonesia.
Sekolah, kampus, hingga pemerintah daerah diyakini akan semakin terdorong menyelenggarakan event serupa sebagai bagian dari regenerasi atlet nasional.
Kesuksesan Tour de EnTeTe 2025 menegaskan posisi NTT, khususnya Labuan Bajo, sebagai destinasi unggulan sport tourism dunia.
Perpaduan olahraga, promosi pariwisata, dan dukungan masyarakat menjadi fondasi kuat agar event ini terus berkembang dan menjadi kalender tetap olahraga internasional.
“Puji syukur kita bisa sampai di garis finis Labuan Bajo dengan sukses besar. Terima kasih kepada semua pihak—pemerintah, sponsor, aparat keamanan, media, dan masyarakat NTT. Kesuksesan ini menjadi modal besar untuk masa depan,” pungkas Gubernur Melki. **

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan