LABUANBAJOVOICE.COM – Yayasan St. Damian Binongko resmi membuka akses masuk ke Pantai Binongko, salah satu pantai yang terletak di dalam Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Akses ini sebelumnya terbatas karena harus melewati area Panti Rehabilitasi dan Rekreasi Yayasan St. Damian Binongko.
Pembukaan jalan masuk baru dilakukan Sabtu (26/7) dan menjadi bagian dari rangkaian kegiatan peresmian Kebun Ketahanan Pangan serta pelaksanaan Gerakan Wisata Bersih (GWB) yang digagas bersama berbagai pemangku kepentingan.
Pimpinan Unit Yayasan St. Damian Binongko, Suster Lidwina, menegaskan bahwa langkah ini merupakan wujud komitmen untuk menghadirkan ruang wisata publik yang inklusif dan berkelanjutan.
“Sejak awal Pantai Binongko dapat dinikmati publik, namun akses satu-satunya harus melewati bagian dalam panti. Kini kami bersama Pemkab Manggarai Barat dan BPOLBF membuka jalur baru di sisi selatan, agar masyarakat dan wisatawan lebih mudah mengakses pantai ini,” ujarnya.
Akses jalan baru yang dibuka memiliki panjang sekitar 135 meter dengan lebar 2 meter, sehingga mempermudah pengunjung untuk menikmati pantai tanpa mengganggu aktivitas rehabilitasi yang dilakukan di panti.
Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Manggarai Barat, Zulfikar, mengapresiasi langkah Yayasan St. Damian Binongko.
Menurutnya, pembukaan akses ini bukan hanya menambah pilihan destinasi wisata publik, tetapi juga menjadi contoh sinergi antar-lembaga.
“Kami berharap inisiatif ini menjadi inspirasi bagi pihak lain dalam memperjuangkan ruang publik. Kolaborasi pemerintah, komunitas lokal, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan destinasi yang bersih, aman, dan nyaman sesuai nilai Sapta Pesona,” katanya.
Hadir mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi, Frans Teguh, menekankan pentingnya pengembangan destinasi yang berorientasi pada kualitas dan keberlanjutan.
“Program unggulan kami adalah ‘Pariwisata Naik Kelas’, yang menitikberatkan pada wisata bahari, kuliner, wellness, serta penguatan SDM pariwisata. Gerakan Wisata Bersih juga menjadi prioritas agar destinasi Indonesia kompetitif secara global,” jelas Frans.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kenyamanan wisatawan, diserahkan sarana pendukung seperti:
- 6 unit meja pantai
- 4 unit payung pantai
- 20 kursi pantai
- 1 unit signage petunjuk arah
- 1 unit kedai gerobak
Fasilitas ini diharapkan membantu pengelolaan kawasan agar lebih tertata, sekaligus memberdayakan pelaku UMKM melalui peluang usaha di lokasi wisata.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menegaskan bahwa Pantai Binongko akan dijadikan model integrasi wisata inklusif.
“Kami ingin Labuan Bajo menjadi destinasi kelas dunia yang tidak hanya indah, tetapi juga berakar pada nilai kearifan lokal, keberlanjutan, dan pemberdayaan masyarakat,” tegasnya.
Selain pembukaan akses, kegiatan hari ini juga mencakup Gerakan Wisata Bersih yang melibatkan masyarakat, komunitas, dan instansi pemerintah sebagai upaya menjaga kebersihan dan keindahan destinasi.
Dengan adanya akses baru ini, Pantai Binongko diproyeksikan menjadi alternatif ruang publik favorit di Labuan Bajo, menawarkan keindahan pantai yang mudah dijangkau dan didukung fasilitas memadai, sejalan dengan visi menjadikan pariwisata Indonesia yang inklusif, berkelanjutan, dan berkualitas.
Tinggalkan Balasan