LABUANBAJOVOICE.COM — Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo, Charles Christian Mathaus, menjadi pembicara dalam Konferensi Keamanan Berwisata bagi Wisatawan Tiongkok yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, bertempat di Kura-Kura Bali, Serangan, Denpasar Selatan, Rabu (24/6/2025).
Konferensi ini dihadiri oleh sejumlah instansi lintas sektor yang menangani pariwisata dan keamanan wisatawan asing, termasuk perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Kepolisian Daerah Bali, NTT, dan NTB, Bea Cukai Ngurah Rai, DPD ASITA Bali, serta perwakilan Imigrasi dari beberapa daerah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif diplomatik untuk memperkuat koordinasi antar instansi dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang aman dan nyaman, khususnya bagi wisatawan asal Tiongkok, serta dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok.
Dalam keterangannya kepada media di Labuan Bajo, Kamis (26/6/2025), Wakil Konsul Jenderal Tiongkok di Denpasar, Zhu Yu, menyoroti bahwa Indonesia memiliki banyak destinasi wisata unggulan, namun masih menghadapi sejumlah tantangan di lapangan.
Di antaranya adalah minimnya sistem peringatan dini dan perlindungan keselamatan wisatawan di beberapa lokasi.
“Profesionalisme para pelaku industri pariwisata masih perlu ditingkatkan agar layanan yang diberikan memenuhi standar internasional,” ujar Zhu Yu.
Ia menambahkan bahwa Konsulat Tiongkok siap mempererat kerja sama dengan berbagai destinasi wisata utama di Indonesia, termasuk di Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB) guna meningkatkan pengalaman dan keamanan wisatawan Tiongkok selama berada di Indonesia.
Kepala Kantor Imigrasi Labuan Bajo, Charles Christian Mathaus mengungkapkan bahwa wilayah kerja Imigrasi Labuan Bajo mencatat lonjakan kunjungan wisatawan asal Tiongkok sebesar lebih dari 350 persen dalam dua tahun terakhir.
“Angka ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan wisatawan asing terhadap Indonesia, khususnya Labuan Bajo, sebagai destinasi wisata yang aman dan ramah,” jelas Charles.
Menurutnya, peningkatan ini juga menjadi indikator positif atas keberhasilan sinergi lintas sektor dalam membangun citra destinasi serta peningkatan pelayanan publik yang berkelanjutan.
Charles juga menekankan pentingnya kebijakan seperti Golden Visa dan sistem Visa on Arrival elektronik (e-VOA) yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi sebagai bentuk fasilitasi akses legal dan efisien bagi wisatawan maupun investor asing.
“Dengan sistem profesional dan pelayanan publik yang humanis, kami yakin kepercayaan dunia terhadap Indonesia akan semakin tumbuh,” ujarnya.
Charles mengimbau kepada seluruh wisatawan, terutama wisatawan Tiongkok, untuk selalu mematuhi hukum yang berlaku di Indonesia, menjaga etika berwisata, serta menghormati adat dan budaya lokal.
Tinggalkan Balasan