LABUANBAJOVOICE.COM – Prabowo Subianto, setelah dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia segera merealisasikan salah satu programnya yang sangat penting dan berskala besar, yakni memberikan makan secara gratis kepada semua anak Indonesia yang sedang menempuh pendidikan.

Semua siswa, dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas direncanakan akan diberi makan secara gratis. Program ini sangat prestisius, berbiaya besar, tetapi tentu saja dibarengi dengan pelung yang besar. Dalam setiap tantangan tentu saja ada peluang besar, bahkan peluang emas.

Demikian juga dengan program Makan Bergizi Gratis ini, tentu saja menjadi sebuah tantangan dan juga peluang. Maka tidaklah heran jika muncul banyak kritikan dan ketidaksetujuan.

Namun pada saat yang sama muncul juga dukungan karena melihat dari sudut pandangan yang berbeda bahwa program makan bergizi gratis merupakan peluang yang harus segera ditangkap.

Dalam pelbagai kesempatan, saya sering berdiskusi dengan berbagai pihak terkait dengan Makan bergizi Gratis, salah satu program Presiden Prabowo Subianto yang saat ini sedang gencar dilaksanakan.

Ada dua arus utama yang bertentangan pendapat soal program Makan Bergizi Gratis, yang selanjutnya dalam tulisan ini kita pakai singkatannya: MBG.

Pihak yang satu melihat bahwa program MBG adalah program mubazir, membuang-buang duit, menambah beban ekonomi bangsa, terlalu mendadak, masyarakat belum siap, dan tidak membawa dampak apapun, baik bagi para pemanfaat maupun bagi masyarakat umum. Boros dan tidak tepat sasaran. Program ini terlalu dipaksakan.

Singkatnya, MBG adalah program yang harus dihentikan karena lebih membawa kerugian, bukan keuntungan. Belum lagi ada kasus siswa dilarikan ke Puskesmas atau rumah sakit, karena disinyalir terjadi keracunan dalam makanan yang disajikan pihak dapur MBG.

Pihak penentang melihat bahwa program MBG tidak berguna. Menurut mereka uang untuk membiayai program MBG segera dialihfungsikan kepada program-program lain yang lebih penting, mendesak, serta bermanfaat lebih luas bagi masyarakat. Ini lebih mengena dan sesuai dengan keadaan bangsa. Begitu alasannya, katanya mereka.

Sementara itu, pihak yang mendukung mengemukakan pandangan bahwa program MBG merupakan peluang emas untuk berbagai sektor pembangunan.

Penyerapan tenaga kerja yang tinggi, peningkatan produktivitas pertanian dan peternakan yang signifikan, dan juga kesehatan masyarakat, terutama penerima manfaat sangatlah tinggi.

Intinya, Program MBG sangat berguna dalam peningkatan ekonomi masyarakat melalui profesi yang terkait selama ini.

Peluang Emas

Setelah menelusuri secara mendalam, benarlah ungkapan bahwa janganlah cepat percaya sesuatu yang hanya didengar, bukanlah dilihat.

Bagi saya program MBG adalah peluang emas yang perlu didukung oleh berbagai pihak.

Ada beberapa alasan kuat mengapa MBG wajib didukung: Yang pertama, peluang ekonomi. Secara langsung MBG menghidupkan ekonomi petani sayur, petani buah-buahan, petani sawah, peternak ayam dan ikan. Penggerak ekonomi dalam bidang-bidang yang saya sebutkan di atas secara langsung menikmati hasil kerja mereka.

Melalui program MBG mereka memetik langsung hasil keringatnya, tidak akan menunggu lama, karena jelas panenan mereka diambil oleh pengelola MBG.

Kita ambil contoh, dalam satu hari, satu dapur pengelola MBG menyiapkan makanan untuk 3.000 pemanfaat (siswa) dengan biaya Rp 10.000 per siswa. Maka dalam satu hari, biaya yang dikeluarkan sebesar 30 juta rupiah.

Dalam seminggu siswa makan gratis selama 5 hari. Maka dana yang diterima langsung oleh petani dan peternak sebesar 150 juta rupiah. Biaya sebesar 30 juta per hari atau 150 juta dalam 5 hari tidaklah diterima tunai oleh siswa tetapi diterima langsung oleh petani dan peternak.

Para siswa di kelas (baik anak orang kaya, menengah, atau miskin) hanya tahu bahwa mereka dapat makan gratis di sekolah selama 5 hari dalam seminggu.

Peluang positif kedua adalah penyerapan tenaga kerja. Program MBG melibatkan berbagai sektor, berarti memerlukan tenaga kerja yang banyak.

Melalui program MBG, peluang untuk menekan angka pengangguran dapat dilakukan. Pemerintah daerah dan DPRD sudah saatnya mendorong peluang ini secara signifikan melalui dibukanya peluang untuk memperluas petani sayur, petani buah-buahan, dan peternak untuk membuka usaha secara luas, besar-besaran dan intensif. Dengan demikian, penyerapan tenaga kerja sangat terasa di berbagai sektor.

Peluang ketiga adalah menghidupkan usaha koperasi Merah Putih di setiap desa. Melalui program MBG, pihak pengelola sudah saatnya menangkap peluang bahwa Koperasi Merah Putih dapat terlibat dalam mengelola MBG, dengan cara mendorong dan membiayai para anggota koperasi untuk menjadi pihak penyedia pasokan bahan mentah bagi dapur MBG.

Hal positif keempat yang juga perlu dilihat adalah keadilan sosial. Melalui program MBG, keadilan sosial dapat terasa langsung oleh para siswa di sekolah.

Mereka dapat menikmati bersama sajian makanan tanpa pembedaan kaya atau miskin. Program BLT atau PKH hanya menyasar keluarga atau pihak yang tidak mampu, tetapi melalui program MBG, semua siswa dapat makan bersama di sekolah tanpa pembedaan.

Para siswa bisa bercengkerama atau bersendagurau tanpa sungkan akibat adanya perbedaan dalam hal jajanan.

Last but not the least. Dari segi higienitas, program MBG sangat mendukung kesehatan. Saya menyaksikan sendiri bagaimana proses dari penyortiran bahan makanan, sampai pengepakan makanan kepada siswa sangat bersih.

Pihak pengelola memperhatikan kelayakan bahan makanan, dan kebersihan alat makan yang disiapkan. Bahwa ada kasus keracunan makanan di beberapa tempat, berita seperti itu biasanya hanya viral pada saat kejadian tetapi tidak ada pemberitaan soal penyebab pastinya.

Berdasarkan ulasan di atas maka inilah saatnya bagi pemerintah daerah dan DPRD untuk secara giat mendorong dan membuka peluang usaha bagi petani dan peternak.

Program MBG menjadi pintu gerbang bagi penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian. Kemandirian ekonomi dapat diwujudkan melalui dukungan yang besar bagi program MBG.

Khusus untuk peternakan perlu dilakukan pelatihan peningkatan pengetahuan tentang budidaya ayam pedaging dan telur untuk meningkatkan hasil peternakan. Demikian juga bidang usaha buah-buahan dan sayuran.

Mereka diberi pelatihan yang mendalam untuk meningkatkan keahlian dalam menghasilkan buah-buahan dan sayuran yang sehat dan bermanfaat dalam mendukung program MBG. Sekaranglah saatnya Pemerintah memberikan bantuan dan pelatihan bagi para petani dan peternak.

Para kaum muda diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan untuk mengelola pertanian dan peternakan. Diharapkan juga diberi modal sebagai bentuk keseriusan dalam meningkatkan hasil produktivitas pertanian dan peternakan.

Penulis: Hironimus Suhardi | Seorang masyarakat Manggarai Barat

Catatan Redaksi: Tulisan ini sepenuhnya merupakan opini/pendapat narasumber/penulis. Isi dan pandangan yang disampaikan tidak mewakili dan bukan menjadi tanggung jawab redaksi media.