LABUANBAJOVOICE.COM – Golo Mori Sunset Run 2025 tidak hanya menampilkan persaingan ketat perebutan podium juara, tetapi juga menghadirkan warna budaya yang kental.
Ajang lari perdana yang berlangsung di kawasan destinasi premium Labuan Bajo itu dimeriahkan oleh peserta dengan kostum unik, salah satunya Oshin Ngambut yang berhasil meraih penghargaan kostum terbaik.
Oshin tampil memikat dengan busana tradisional Sabu, yang sekaligus menjadi identitas budaya asal keluarganya.
“Ini kalau tidak salah, kostum Sabu. Karena saya mama dari Sabu, bapak peranakan. Saya sering ikut jadi pelari, bulan lalu di Ruteng juga dapat kostum terbaik,” ungkap Oshin usai lomba, Sabtu (20/9/2025).
Meski mengenakan kostum budaya, Oshin tetap mampu menyelesaikan lomba dengan catatan waktu 53 menit.
Ia mengaku lintasan Golo Mori memberikan pengalaman berbeda dibandingkan lomba sebelumnya.
“Biasanya kalau lari itu pagi di daerah dingin. Kali ini siang dan panas, jadi terasa lebih susah. Trek juga lebih jauh. Kalau di kota dingin agak lebih mudah, tapi panas ini berat. Tapi pemandangannya indah sekali, jalur berputar panjang, menantang,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, 40 persen lintasan harus ditempuh dengan berjalan kaki karena medan berbukit yang ekstrem.
“Biasanya kalau 5K saya tidak jalan, tapi kali ini 40 persen saya jalan. Meski begitu, pengalaman ini luar biasa,” tambahnya.
Kehadiran pelari dengan kostum tradisional seperti Oshin menambah nuansa berbeda pada Golo Mori Sunset Run 2025. Event ini tidak sekadar menjadi ajang olahraga, tetapi juga media promosi budaya dan pariwisata NTT.
Dengan menampilkan kostum tradisional, peserta tidak hanya berkompetisi dalam olahraga lari, tetapi juga memperkenalkan warisan budaya Nusantara kepada masyarakat dan wisatawan yang hadir.
Hal ini mempertegas posisi Golo Mori sebagai destinasi wisata premium yang mendukung sport tourism sekaligus pelestarian budaya lokal.
Sebagai event perdana, Golo Mori Sunset Run berhasil menarik perhatian bukan hanya karena jalurnya yang menantang, tetapi juga karena pemandangan senja yang eksotis di tepian laut Manggarai Barat.
Perpaduan olahraga, alam, dan budaya menjadikan event ini sebagai momentum baru pengembangan sport tourism di Labuan Bajo.
Kehadiran peserta seperti Oshin Ngambut menjadi simbol bahwa event olahraga dapat menjadi sarana promosi budaya dan identitas daerah.
Kombinasi ini diharapkan mampu memperkuat citra Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata kelas dunia.**

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan