LABUANBAJOVOICE.COM – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah instansi teknis di Manggarai Barat untuk membahas rencana pembangunan kantor baru di Kawasan Parapuar.
Rapat yang berlangsung di kantor BPOLBF, Kamis (28/8/2025), dihadiri Dinas Cipta Karya, Dinas PU dan Penataan Ruang, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Dinas SDA, Bina Marga dan Bina Konstruksi, hingga Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo.
Rencana pembangunan kantor BPOLBF ini akan berlokasi di Lot I5 Kawasan Parapuar. Gedung dirancang setinggi empat lantai dengan ukuran 15 x 30 meter.
Pelibatan instansi teknis dilakukan agar perencanaan infrastruktur dasar sesuai RTRW/RDTR, aturan teknis pembangunan, serta tidak mengganggu jalur transportasi udara, melainkan justru mendukung aksesibilitas kawasan Parapuar.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menegaskan pembangunan kantor ditargetkan rampung dan siap digunakan pada Agustus 2027.
Menurutnya, koordinasi lintas instansi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pembangunan sekaligus menguatkan sinergi antar lembaga.
“Rencananya, pembangunan kantor ini kami targetkan akan selesai dan siap ditempati pada Agustus 2027. Untuk mendukung rencana ini, kami membutuhkan masukan dari instansi teknis serta pihak bandara, terkait batas ketinggian bangunan, utilitas dasar seperti air bersih dan drainase, keamanan konstruksi, hingga keterpaduan dengan masyarakat sekitar,” jelas Marhen.
Ia juga mengingatkan bahwa lokasi Parapuar berada di sekitar kawasan bandara, sehingga setiap aktivitas pembangunan maupun perencanaan wisata harus memperhatikan aspek ketinggian bangunan dan keamanan penerbangan.
Adapun sejumlah masukan yang dihimpun dalam rapat, antara lain:
1. Pemenuhan persyaratan dokumen KKPR, PBG, AMDAL, serta keterlibatan arsitek dan tenaga ahli bersertifikat STRA/SKA.
2. Penyesuaian desain bangunan agar mencerminkan arsitektur khas Manggarai.
3. Kajian geologi dan geospasial untuk keamanan konstruksi, mengingat tanah Parapuar berbatu karang serta potensi gempa.
4. Penataan area parkir sesuai standar jarak pandang dan keselamatan kawasan.
5. Percepatan proses administrasi dan perizinan, termasuk rekomendasi ketinggian bangunan dari otoritas bandara.
Marhen menutup rapat dengan harapan pembangunan kantor baru BPOLBF dapat menjadi pusat tata kelola sekaligus simbol komitmen terhadap pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo Flores.
“Pembangunan kantor BPOLBF di kawasan Parapuar diharapkan dapat menjadi pusat pengelolaan sekaligus simbol komitmen kami untuk mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo Flores,” pungkasnya.
“Kehadiran kantor baru ini bukan hanya sebagai fasilitas administrasi, tetapi juga wadah kolaborasi bagi berbagai pihak, dengan tetap mengedepankan kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal,” tambahnya.**
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan