Hotel ‘Nakal’ Masih Jadi Masalah
Maria mengakui, masih banyak pelaku usaha yang sulit membayar atau melaporkan kewajiban pajaknya, terutama hotel dan restoran.
“Pasti ada hotel nakal. Kalau tidak ada lagi, OPD kami bubar saja,” ujarnya sambil tertawa.
Menurutnya, kendala kepatuhan pajak memang klasik. “Pajak itu selalu dihindari orang. Padahal itu bukan uangnya, tapi kewajiban,” tegasnya.
Ia menambahkan, Bapenda hanya mencatat omzet bulanan hotel dan restoran untuk dasar pajak, sementara data detail okupansi seperti jumlah tamu dan lama menginap menjadi wewenang Dinas Pariwisata.
Dengan keterbatasan lahan untuk transaksi tanah, sektor pariwisata dipastikan tetap menjadi penopang utama PAD Manggarai Barat.
Pajak hotel dan restoran disebut akan menjadi tulang punggung penerimaan daerah, disusul dengan sumber lain seperti parkir dan galian C.
“Yang besar tetap dari hotel dan restoran. Hiburan itu kecil. Kalau diurut, peringkat pertama PAD kita tetap BPHTB, lalu hotel, resto, baru yang lainnya,” pungkas Maria.**
Tinggalkan Balasan