LABUANBAJOVOICE.COM — Suasana sore di Kawasan Parapuar, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu (25/10/2025) kembali semarak dengan digelarnya Weekend at Parapuar (WAP) Vol. 11 oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Event yang digelar setiap akhir pekan ini kembali menjadi ruang kolaborasi lintas budaya, kreativitas, dan pemberdayaan pelaku ekonomi kreatif lokal.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan Weekend at Parapuar merupakan program berkelanjutan yang dirancang untuk menghidupkan budaya lokal sekaligus memperkuat identitas pariwisata berbasis masyarakat.
“Kegiatan Weekend at Parapuar adalah event rutin BPOLBF setiap akhir pekan dengan tujuan mengaktifkan budaya lokal. Tahun ini kami adakan setiap hari Sabtu, dan kami berharap tahun depan dapat diselenggarakan setiap Sabtu–Minggu. Sementara pada tahun 2027, kami menargetkan agar event ini bisa digelar setiap hari,” ujar Marhen.
Ia menjelaskan, keberlanjutan event ini menjadi langkah konkret BPOLBF dalam mendorong Labuan Bajo tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan dan keragaman budayanya yang hidup di tengah masyarakat.
WAP Vol. 11 kali ini turut dimeriahkan oleh Abang None Duta Budaya Betawi Provinsi DKI Jakarta 2024, yang menjadi simbol kolaborasi lintas budaya antara Jakarta dan Labuan Bajo.
Kehadiran mereka di Parapuar memperkaya interaksi budaya serta memperluas jejaring promosi pariwisata nasional.
Perwakilan Abang None Duta Budaya Betawi 2024, Raihan, menyampaikan rasa kagumnya terhadap keindahan Labuan Bajo dan semangat masyarakatnya dalam melestarikan budaya daerah.
“Ini kali pertama kami datang ke Labuan Bajo. Labuan Bajo sangat indah, kaya akan budaya. Kami berharap dapat berkolaborasi dalam bidang budaya sesuai peran kami sebagai Abang None Jakarta Bidang Duta Budaya,” ungkap Raihan.
Kolaborasi budaya ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat hubungan antardaerah melalui pertukaran nilai dan ekspresi seni.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap seni lokal, WAP Vol. 11 juga menampilkan lomba tari tradisional tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diikuti oleh pelajar dari SMPN 2 Komodo dan SMPN 8 Komodo.
Ajang ini tidak hanya menjadi panggung kompetisi, tetapi juga ruang edukasi budaya bagi generasi muda untuk terus menjaga dan mencintai warisan seni daerahnya.
Kegiatan tersebut memperlihatkan bagaimana Parapuar menjadi wadah regenerasi pelaku seni muda yang berpotensi mengangkat nama Labuan Bajo di masa depan.
Selain lomba tari, panggung budaya juga dihidupkan oleh penampilan Sanggar Tate Kind Art x SMKN 3 Komodo dan Any and Friends, yang memukau penonton dengan kolaborasi musik dan tari khas Nusa Tenggara Timur.
Pertunjukan ini menjadi simbol harmoni antara tradisi dan inovasi, menggambarkan dinamika budaya Flores yang terus berkembang tanpa kehilangan akar lokalnya.
Sejumlah pelaku UMKM lokal juga turut meramaikan acara dengan menampilkan produk kuliner dan kerajinan khas daerah.
Brand lokal seperti Kuliner Sekangku, Ngemil Di Bajo, dan Chyen Food memperkenalkan cita rasa otentik Flores kepada para pengunjung dan wisatawan.
Event ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh lintas instansi, di antaranya Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Kementerian Koordinator Perekonomian, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Adyatama Kepariwisataan & Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, serta perwakilan dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta, Abang None DKI Jakarta 2024, dan perwakilan dari Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, serta Jawa Timur.
Tak ketinggalan, para pemenang Floratama Destination Leadership Program BPOLBF dan masyarakat umum juga hadir memeriahkan WAP Vol. 11 yang berlangsung hangat dan penuh semangat kebersamaan.
Melalui Weekend at Parapuar, BPOLBF terus berupaya menciptakan ruang kolaboratif dan berkelanjutan yang mempertemukan unsur budaya, ekonomi kreatif, dan pariwisata dalam satu ekosistem yang saling memperkuat.
Event ini menjadi simbol dari visi BPOLBF untuk menjadikan Parapuar sebagai pusat aktivitas budaya dan ekonomi kreatif berstandar internasional yang tumbuh bersama masyarakat lokal.
Labuan Bajo tak lagi hanya dikenal sebagai gerbang menuju Taman Nasional Komodo, tetapi juga sebagai pusat kreativitas, kolaborasi budaya, dan inovasi pariwisata berkelanjutan yang terus hidup di tengah masyarakatnya.**

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan