DPRD Mitar Ajak Warga Mberheleng Bangkitkan Sektor Pertanian Demi Dukung Pariwisata Labuan Bajo
Dalam kunjungan reses di Desa Mbuit, Kecamatan Boleng, anggota DPRD Manggarai Barat itu menyerukan perubahan cara pandang masyarakat terhadap pertanian demi kemajuan ekonomi lokal dan ketahanan pangan daerah

LABUNABAJOVOICE.COM — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manggarai Barat, Martinus Mitar, mengajak masyarakat Kampung Mberheleng, Desa Mbuit, Kecamatan Boleng, untuk memberdayakan sektor pertanian secara serius demi mendukung kemajuan daerah dan mendongkrak ekonomi lokal. Seruan itu ia sampaikan dalam kegiatan reses masa sidang dua yang dihadiri ratusan warga setempat, pada Rabu (16/04/2025) malam.
Pada kesempatan itu, Mitar menegaskan bahwa kehadirannya bukan sekadar untuk menyampaikan janji politik, melainkan untuk membangun cara pandang baru yang konstruktif bagi masyarakat Mberheleng.
“Saya datang ke sini, bukan hanya sekadar memberikan janji kampanye. Akan tetapi, saya ingin kita berdiskusi. Saya mau cara pandang masyarakat di sini berubah,” ujar Mitar yang juga mantan Kepala Desa Golo Bilas.
Ia menyoroti rendahnya perhatian terhadap sektor pertanian dan peternakan, padahal sektor ini memiliki potensi besar dalam menopang kebutuhan pangan wilayah Labuan Bajo, yang kini berkembang pesat sebagai destinasi pariwisata unggulan.
“Kalau dilihat selama ini, setiap tahun kita sering minta hewan ternak seperti sapi, babi, kambing, dan sebagainya. Namun, tidak ada satu pun yang nampak sebagai wilayah penghasil hewan tersebut. Padahal banyak bantuan yang diberikan. Pertanyaan saya, di mana semua bantuan itu? Hilang ke mana semua itu? Kenapa tidak bisa berkembang?” tegasnya.
Ia menyayangkan banyaknya bantuan pemerintah yang tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat penerima manfaat. Hal ini, menurutnya, menjadi refleksi untuk semua pihak, termasuk DPRD dan masyarakat sendiri.
“Setiap tahun kalian minta itu, lalu di mana hasilnya? Kenapa kampung kita tidak bisa dijadikan kampung ternak? Siapa yang salah, DPRD atau masyarakat?” tanya Mitar.
Martinus Mitar menekankan pentingnya mengelola aspirasi masyarakat secara tepat sasaran. Ia mengajak warga agar mulai menyusun program-program yang berorientasi pada peningkatan pendapatan dan produktivitas, tidak semata mengandalkan hasil panen musiman.
“Saya meminta supaya kita susun program apa yang dapat meningkatkan ekonomi, yang bisa meningkatkan taraf hidup kita. Supaya pemasukan kita tidak dari hasil sawah saja,” katanya.
Mitar mencontohkan pengalamannya saat menjabat sebagai Kepala Desa Golo Bilas, di mana ia berhasil mendorong warga Merombok menanam sayuran secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan pasar di Labuan Bajo. Kegiatan tersebut membuat perputaran uang terus terjadi tanpa menunggu musim panen padi.
“Dulu, sewaktu saya menjadi Kepala Desa Golo Bilas, saya gerakkan masyarakat Merombok untuk tanam sayur. Tujuannya menjawab kebutuhan Labuan Bajo sebagai Ibu Kota Kabupaten. Kami lakukan itu agar warga bisa jual sayur ke pasar setiap hari,” kenangnya.
Ia menambahkan, masyarakat seharusnya melihat peluang besar dari kedekatan wilayah mereka dengan pusat pariwisata. Potensi hasil bumi lokal seharusnya menjadi komoditas utama yang bisa dibawa ke kota, bukan justru menjadi konsumen semata.
“Sangat disayangkan kalau ke Labuan Bajo kita tidak membawa sesuatu. Kita sebenarnya bisa membawa hasil bumi, namun yang saya cermati selama ini kita bawa uang, pulangnya habis uang. Mestinya masuk kota itu bawa barang, pulang bawa uang,” tegasnya lagi.
Menutup pertemuan itu, Martinus Mitar menyerukan agar masyarakat Mberheleng tidak tinggal diam terhadap berbagai tantangan pertanian di Manggarai Barat. Ia memastikan, pemerintah dan DPRD akan siap memberikan dukungan jika ada keseriusan dari masyarakat itu sendiri.
“Selama ini kita datangkan bawang, kedelai, sayur-mayur dari Bima, Sulawesi. Lantas, apakah kita diam? Saya ingin sudah saatnya masyarakat Mberheleng keluar dari ini. Pemerintah siap bantu,” pungkasnya.
Penulis: Hamid