Menurut Riani, perwakilan Yakines, pendampingan tidak hanya mencakup teknik budidaya, tetapi juga pengelolaan hasil dan distribusi secara berkelanjutan.
“Kami memberikan pendampingan dan pelatihan organik, termasuk pembuatan pupuk dan penguasaan teknik bertanam. Targetnya, kebun ini menjadi pusat pembelajaran bagi komunitas lokal,” tegas Riani.
Program ini juga akan disertai pameran pangan lokal untuk memperkenalkan dan melestarikan benih-benih lokal, sekaligus melibatkan peran aktif petani dan generasi muda.
BPOLBF berharap inisiatif serupa dapat dikembangkan di berbagai wilayah agar industri pariwisata tumbuh selaras dengan keberlanjutan pangan dan pemberdayaan masyarakat.
Halaman
Tinggalkan Balasan