LABUANBAJOVOICE.COM – Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Manggarai Barat menyoroti kasus dugaan penipuan terhadap wisatawan asal Inggris yang terjadi di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kasus tersebut melibatkan dua sopir travel yang bukan merupakan pemandu wisata resmi.
Ketua DPC HPI Manggarai Barat, Aloysius Suhartim Karya, menegaskan pentingnya menggunakan jasa pemandu wisata resmi agar wisatawan mendapatkan pengalaman yang aman dan nyaman.
“Kami merekomendasikan kepada semua wisatawan untuk selalu memesan paket perjalanan wisata pada biro perjalanan yang legal serta menggunakan jasa pemandu wisata legal. Pramuwisata legal itu dapat dibuktikan dengan adanya Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata,” ujar Aloysius, Rabu malam (23/7/2025).
Menurutnya, kejadian serupa dapat dialami oleh siapapun jika ditangani oleh pihak yang tidak memiliki kompetensi di bidang pariwisata. Ia mengapresiasi langkah cepat Polres Manggarai Barat dalam menangani kasus ini.
“Kami memberikan apresiasi yang sangat besar kepada Polres Mabar atas reaksi cepat mengamankan wisatawan asing yang diduga mendapatkan intimidasi oleh seorang sopir, serta menyelesaikan persoalan itu,” lanjutnya.
HPI juga mengajak seluruh masyarakat dan pelaku pariwisata untuk menjaga citra Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas dengan mengedepankan keramahan dan pelayanan prima.
“Sebagai masyarakat tuan rumah, kita bersama pihak keamanan memiliki peran penting untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Atas nama masyarakat Labuan Bajo, kami menyampaikan permohonan maaf kepada Mattew atas pengalaman kurang menyenangkan yang dialaminya,” ungkapnya.
Ia mengimbau semua pelaku wisata, termasuk driver pariwisata, tour guide, kru kapal, hingga pekerja hotel dan restoran untuk mengutamakan pelayanan yang profesional, mulai dari penampilan yang rapi, sikap ramah, responsif, perhatian terhadap kebutuhan wisatawan, hingga memberikan informasi akurat dan layanan yang nyaman.
Kasus Berakhir Damai
Kasus dugaan penipuan yang menimpa wisatawan Inggris bernama Mattew (35) akhirnya berakhir damai.
Polres Manggarai Barat memastikan persoalan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan setelah para terduga pelaku menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
Kasat Reskrim Polres Mabar, AKP Lufthi Darmawan Aditya, S.T.K., S.I.K., M.H., mengungkapkan bahwa korban memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.
“Tadi siang, kami sudah pertemukan korban dengan terduga pelaku. Korban memutuskan tidak melanjutkan kasus ini karena telah menerima permintaan maaf,” kata AKP Lufthi, Rabu (23/7/2025) malam.
Kedua pelaku berinisial TS (29) dan YP (29) merupakan warga Labuan Bajo yang bekerja sebagai sopir travel antar kabupaten.
“Mereka bukan pemandu wisata, melainkan sopir travel antar kabupaten,” tegasnya.
Kasat Reskrim berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bersama mengingat Labuan Bajo merupakan kawasan destinasi pariwisata super premium.
Kronologi Kejadian
Insiden terjadi pada Minggu (20/7/2025) ketika Mattew dan rekannya mencari alternatif trip snorkeling di Labuan Bajo.
Awalnya mereka memesan perjalanan ke Taman Nasional Komodo, namun kemudian mencari opsi lain melalui grup Facebook.
Postingan Mattew ditanggapi oleh YP yang menawarkan trip ke Nuca Molas atau Pulau Mules, yang disebut memiliki spot snorkeling menarik.
Korban lalu setuju dengan tawaran tersebut dan membayar Rp 2 juta untuk perjalanan.
Namun, perjalanan justru berakhir mengecewakan. Untuk mencapai perahu, korban harus menyeberang menggunakan rakit styrofoam berukuran 1×2 meter.
Setelah itu, mereka menaiki perahu yang disebut dalam kondisi rusak, menuju Nuca Molas yang ternyata tidak memiliki spot snorkeling sesuai janji.
“Sampai di sana ternyata tidak ada snorkeling spot seperti yang dijanjikan, lalu kami diantar pulang,” kata Mattew.
Meski demikian, wisatawan tersebut memilih memaafkan para pelaku dan tidak menempuh jalur hukum.
Kasus ini menjadi peringatan bagi wisatawan untuk lebih berhati-hati dan hanya mempercayai biro perjalanan resmi serta pemandu wisata bersertifikat.
Bagi masyarakat, kasus ini menegaskan pentingnya menjaga reputasi Labuan Bajo sebagai destinasi unggulan dunia dengan memberikan pelayanan yang aman, nyaman, dan profesional.
Tinggalkan Balasan