LABUANBAJOVOICE.COM — Program Weekend at Parapuar, kegiatan seni budaya rutin yang digagas oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), terus mencuri perhatian wisatawan. Sejak diluncurkan pada 26 Juli 2025, total 1.269 wisatawan domestik dan mancanegara telah menikmati suasana sore di ketinggian Parapuar, spot wisata baru yang menawarkan panorama 360 derajat Labuan Bajo.
Program ini telah berlangsung sebanyak 12 edisi (volume) hingga awal November 2025. Berdasarkan data BPOLBF, jumlah kunjungan terbagi sebagai berikut: Volume 1 mencapai 350 orang, Volume 2 sebanyak 50, Volume 3 sebanyak 39, Volume 4 sebanyak 52, Volume 5 sebanyak 22, Volume 6 sebanyak 85, Volume 7 sebanyak 53, Volume 8 sebanyak 145, Volume 9 sebanyak 85, Volume 10 sebanyak 82, Volume 11 sebanyak 186, dan Volume 12 sebanyak 120 pengunjung.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menyampaikan bahwa angka tersebut menunjukkan antusiasme tinggi terhadap konsep wisata budaya terbuka yang dikemas ringan namun konsisten setiap akhir pekan.
“Total secara keseluruhan mencapai 1.269 orang. Kunjungan ini terbagi dalam 12 volume atau event,” ujar Marhen saat ditemui di Labuan Bajo, Selasa (11/11/2025).
Marhen mengakui bahwa kondisi infrastruktur dasar di kawasan Parapuar masih terbatas. Sejumlah fasilitas penting seperti air bersih, listrik, dan penerangan jalan masih dalam tahap pembangunan bertahap.
“Kita di Parapuar, karena memang infrastruktur dasarnya belum lengkap. Airnya belum ada, listriknya juga pelan-pelan kita siapkan, termasuk penerangan jalan dan akses masuk yang tahun ini mau kita tuntaskan,” jelasnya.
Keterbatasan fasilitas ini tak menghalangi BPOLBF untuk memulai langkah awal dengan kegiatan tampilan seni dan budaya lokal. Program Weekend at Parapuar menjadi ruang ekspresi dan promosi budaya Manggarai Barat yang digelar setiap Sabtu sore, pukul 17.00 hingga 19.00 WITA.
Dengan konsep sunset culture performance, pengunjung dapat menikmati pertunjukan seni sambil menyaksikan matahari terbenam di ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Dari titik ini, pengunjung bisa melihat pantai, perbukitan, hingga landasan Bandara Internasional Komodo.
“Jadi setiap Sabtu kita konsisten sepanjang tahun ini ada kesenian mulai jam 5 sore sampai jam 7 malam. Sambil menikmati sunset di atas ketinggian 300-an meter di atas permukaan laut dan bisa melihat 360 derajat Labuan Bajo,” kata Marhen.
Sejauh ini, enam sanggar tari lokal telah dilibatkan dalam setiap gelaran acara. BPOLBF berencana menambah kolaborasi seni di tahun mendatang agar kegiatan ini dapat berlangsung lebih lama, bahkan mungkin dikembangkan menjadi dua hari, Sabtu dan Minggu.
“Mudah-mudahan nanti tahun depan bisa tambah, apakah Sabtu-Minggu atau seperti apa nanti akan kita melihat respon dari teman-teman dan pasar, bagaimana minat wisatawan,” ujarnya.
BPOLBF juga menetapkan tarif masuk yang sangat terjangkau, yakni Rp5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp50.000 untuk wisatawan mancanegara.
“Kalau di Bali itu Rp120.000. Kita mulai di Rp5.000 dulu,” jelas Marhen.
Kebijakan tarif murah ini merupakan bagian dari strategi promosi destinasi baru Parapuar, sekaligus mendukung Labuan Bajo sebagai destinasi premium berkelanjutan berbasis budaya dan alam.
Dengan konsep wisata budaya terbuka yang berpadu dengan panorama alam dan dukungan komunitas lokal, BPOLBF menargetkan Parapuar menjadi destinasi unggulan baru di kawasan super prioritas Labuan Bajo.
Pembangunan infrastruktur dasar diharapkan tuntas pada 2026, sekaligus membuka peluang bagi investasi dan event berskala lebih besar.
“Weekend at Parapuar” bukan sekadar hiburan akhir pekan, tetapi juga menjadi simbol transformasi wisata Labuan Bajo — dari eksklusif menjadi inklusif, dari elite menjadi milik semua.**





Tinggalkan Balasan