Meski pengunjung perdana baru sekitar 300 orang dari target 500, semangat penyelenggara tetap membara.
“Ini awal yang baik. Mau hujan atau panas, setiap Sabtu kita hadirkan Weekend at Parapuar. Ini bukan sekadar acara, tapi cara mengajak wisatawan merasakan sisi lain Labuan Bajo,” kata Dwi Marhen Yono, Direktur BPOLBF.
Tak hanya menikmati pemandangan, pengunjung juga dimanjakan oleh lapak UMKM yang menawarkan kopi lokal, kue, dan ragam kuliner khas Manggarai.
Pertunjukan seni pun hadir, mulai dari tarian tradisional, kolaborasi tarian kolosal, hingga lantunan musik yang syahdu.
Namun, malam itu ada kejutan yang meninggalkan kesan mendalam: Christiana Clamiro Balur, siswi kelas XII SMA Negeri 1 Komodo, tampil memukau bersama Sanggar Molas Roto Roka.
Dengan lentik jemari, ia melukis di atas nyiru – wadah tradisional penampi beras – yang ia ubah menjadi kanvas penuh filosofi.
“Ini lukisan bercerita tentang pemandangan dari puncak Parapuar: laut, pulau, dan langit yang indah. Kami ingin memberi makna baru pada nyiru, sekaligus menghargai pengrajin yang kini mulai ditinggalkan zaman,” tutur Tiana, sapaan akrabnya, sembari tersenyum.
Tinggalkan Balasan