Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp LabuanBajoVoice.Com
+ Gabung
Contoh, ia sebutkan, seperti objek wisata Batu Cermin, Gua Rangkong dan juga desa-desa wisata lain seperti Melo, kemudian daerah-daerah di luar daerah Manggarai Barat juga diberi kesempatan untuk berkembang.
“Berkembangnya itu tidak hanya melalui himbauan saja, harus melalui intervensi kebijakan dan para pelaku industri wisata di Labuan Bajo harus juga ada kesetiaan untuk berbagi. Jangan sampai hanya memikirkan tentang saya. Pikirkan juga tentang dia. Dia itu adalah rekan-rekan bisnis yang lain, dia itu adalah satwa Komodo, dia itu adalah ekosistem di perairan. Jangan hanya mikir saya. Tetapi memikirkan juga si dia gitu,” terangnya.
Menurut Hendrik, kalau ini dilakukan ia berkeyakinan bisnis pariwisata yang sedang dijalankan oleh pelaku usaha wisata pasti jangka panjang.
“Belajarlah dari beberapa negara yang lain seperti Australia. Megalania Prisca itu punah karena apa, itu mis management (manajemen yang salah). Terlambat kesadaran kolektif untuk melakukan upaya perlindungan,” ujarnya.
Jika kita mau bandingkan, lanjut dia, Australia dengan hewan kadal besarnya Megalania Prisca itu panjangnya tujuh meter, sementara kita punya disini hanya tiga meter saja. Kalau kadal besar yang dimiliki oleh Australia itu tidak punah, pasti orang-orang akan melihat yang lebih besar disana.