LABUANBAJOVOICE.COM — Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Manggarai Barat mengingatkan seluruh pemandu wisata di kawasan Labuan Bajo untuk memprioritaskan keselamatan dalam setiap aktivitas wisata.
Penegasan ini disampaikan menyusul dua insiden yang melibatkan wisatawan asing di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) dalam dua pekan terakhir.
Ketua DPC HPI Manggarai Barat, Aloysius Suhartim Karya, menegaskan bahwa setiap pemandu wisata wajib memberikan pengarahan atau briefing sebelum memulai kegiatan wisata, terutama yang melibatkan aktivitas fisik di darat maupun laut.
“Wisatawan perlu memahami potensi risiko dan prosedur keselamatan yang berlaku. Ini adalah langkah awal untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Aloysius kepada media di Labuan Bajo, Senin (30/6/2025).
Peringatan ini muncul setelah peristiwa meninggalnya seorang wisatawan asing asal Tiongkok saat melakukan snorkeling di Long Beach, TNK pada Rabu (18/6/2025).
Insiden ini disusul oleh kecelakaan lain pada Sabtu (29/6), ketika wisatawan asal Malaysia, Amirah Bazil (35), terseret arus saat menyelam di perairan Gili Lawa.
Aloysius menekankan bahwa para pemandu wisata wajib menaati semua protokol keselamatan dari pihak pengelola Taman Nasional Komodo maupun instansi terkait lainnya.
“Penggunaan alat keselamatan seperti life jacket, ring buoy, serta pemantauan ketat oleh tender boat adalah kewajiban yang tidak bisa diabaikan,” jelasnya.
Ia juga meminta para pemandu untuk senantiasa melakukan pengawasan aktif terhadap wisatawan selama kegiatan berlangsung, terutama dalam aktivitas berisiko tinggi seperti snorkeling, diving, dan trekking.
“Setiap insiden sekecil apa pun harus segera dilaporkan kepada pihak berwenang untuk penanganan cepat,” tambahnya.
Dua Insiden, Satu Nyawa Melayang, Satu Selamat
Pada Rabu, 18 Juni 2025, tim SAR gabungan melakukan evakuasi terhadap seorang WNA asal Tiongkok yang meninggal dunia saat melakukan snorkeling di Long Beach, TNK.
Proses evakuasi menggunakan Kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) milik SAR dan kapal cepat dari KSOP Labuan Bajo. Korban dievakuasi ke RSUD Komodo untuk proses medis lebih lanjut.
Sementara itu, insiden kedua terjadi pada Sabtu pagi, 29 Juni 2025, di perairan Gili Lawa. Seorang wisatawan asal Malaysia bernama Amirah Bazil sempat dilaporkan hilang setelah terseret arus saat menyelam bersama rombongan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, Fathur Rahman, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan pada pukul 06.45 WITA dari Pos SAR Manggarai Barat, dan segera mengerahkan tim ke lokasi menggunakan RIB.
“Korban sempat terpisah dari rombongan dan dinyatakan hilang, namun beruntung ditemukan dalam keadaan selamat oleh kru speed boat Fenidea yang tengah melintas di sekitar Pulau Gili Lawa,” ungkap Fathur, Sabtu (29/6/2025.
Setelah kembali ke kapal Sea More Papua, tempatnya menginap, kondisi Amirah diperiksa dan dinyatakan sehat tanpa cedera serius. Ia pun memilih untuk melanjutkan perjalanannya di kawasan perairan Labuan Bajo.
Fathur menekankan bahwa keberhasilan penyelamatan ini merupakan buah dari sinergi antara SAR, masyarakat, dan pihak swasta.
“Semangat kolaborasi dan kemanusiaan menjadi faktor utama suksesnya misi penyelamatan ini. Ini membuktikan pentingnya kesiapsiagaan bersama dalam menjamin keselamatan wisatawan,” ujarnya.
Insiden-insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam sektor pariwisata, terlebih di destinasi populer seperti Labuan Bajo yang melibatkan banyak aktivitas bahari.
DPC HPI Manggarai Barat menyerukan penguatan kolaborasi antara pemandu wisata, operator kapal, pengelola kawasan, dan instansi terkait untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan setiap wisatawan.
“Labuan Bajo tidak hanya menawarkan keindahan, tapi juga harus menjamin keselamatan. Kita semua bertanggung jawab atas hal itu,” tutup Aloysius.





Tinggalkan Balasan