Selain itu, AI juga memungkinkan siswa mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja, memperluas akses pendidikan inklusif, serta memperkuat daya saing SDM di era global.
Meski memiliki banyak keunggulan, Farly mengingatkan bahwa AI juga memiliki tantangan dan risiko yang perlu dikelola secara bijak.
Beberapa tantangan tersebut antara lain:
- Ketergantungan tinggi terhadap teknologi,
- Keterbatasan literasi digital di beberapa sekolah,
- Isu keamanan data dan privasi siswa,
- Ketimpangan akses teknologi antarwilayah,
- Potensi penyalahgunaan jika tidak diatur dengan baik.
“AI seperti pisau bermata dua. Di satu sisi memberikan peluang besar untuk kemajuan pendidikan, tapi di sisi lain perlu regulasi dan literasi digital yang kuat untuk memastikan teknologi ini digunakan secara etis dan aman,” ungkap Farly.
Ia juga menambahkan bahwa BRIN tengah mendorong terbentuknya regulasi nasional terkait pemanfaatan AI di berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan industri.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan