LABUANBAJOVOICE.COM — Sejak resmi dibuka untuk umum pada 3 Oktober 2025, Open Space Coastal Mall Mawatu Labuan Bajo langsung mencatatkan lonjakan kunjungan yang luar biasa. Dalam kurun waktu sekitar satu bulan, jumlah pengunjungnya telah menembus angka 60.000 hingga 70.000 orang, menjadikannya salah satu destinasi wisata urban baru yang paling ramai dikunjungi di Labuan Bajo.
Hal ini diungkapkan oleh Public Relations (PR) & Marketing Communication (Marcom) Mawatu Labuan Bajo, Joey Kenyatta, pada Senin (10/11/2025) sore.
“Sejak dibuka bulan lalu, 3 Oktober hingga per hari ini total kisaran 60.000 hingga 70.000 yang datang menikmati suasana di Open Space Coastal Mall Mawatu Labuan Bajo,” ujar Joey.
Joey menambahkan, berdasarkan catatan manajemen, rata-rata pengunjung harian di hari biasa mencapai 2.000 hingga 3.000 orang, sementara pada akhir pekan jumlahnya melonjak signifikan.
“Mulai Senin-Kamis, pengunjung sangat banyak juga bisa mencapai 2.000 bahkan sampai 3.000. Sementara di hari weekend, Jumat hingga Minggu paling standar yang datang mencapai 4.500 pengunjung,” jelasnya.
Puncaknya, kata Joey, pernah terjadi pada salah satu akhir pekan di mana jumlah pengunjung menembus lebih dari 6.000 orang dalam satu hari.
“Pernah dalam satu hari tepatnya weekend, pengunjung tembus 6.000-an orang yang datang,” tambahnya.
Menurut Joey, ramainya pengunjung tidak lepas dari daya tarik Coastal Mall yang menggabungkan konsep arsitektur bergaya Eropa dengan keindahan pemandangan pantai langsung di depannya.
“Selain menikmati bangunan bergaya Eropa, masyarakat juga bisa menikmati pantainya. Banyak yang datang untuk sekadar bersantai, berfoto, atau menikmati suasana sore,” katanya.
Selain keindahan arsitektur dan panorama laut, Mawatu juga menghadirkan beragam aktivitas hiburan seperti live music setiap malam akhir pekan, serta Yoga dan Zumba gratis setiap Jumat atau Sabtu sore.
Joey menjelaskan, jam operasional Mawatu Labuan Bajo juga fleksibel mengikuti pola kunjungan wisatawan.
Tempat ini buka pukul 10.00 pagi hingga 22.00 malam pada hari Senin–Kamis, dan hingga tengah malam (00.00) setiap Jumat–Minggu.
Daya tarik lainnya adalah kehadiran tenant-tenant kuliner dan kerajinan tangan lokal yang menjadi ruang promosi bagi para pelaku UMKM Manggarai Barat.
“Setiap tenant sudah ada sajian kuliner lokal yang otentik. Kami sebut Special Authentic Tenant dan mereka juga menjual kerajinan tangan. Tenant di sini semua UMKM dari sini,” ujar Joey.
Sementara itu, Maike Maria Diana, selaku Tenant Curator, menuturkan bahwa seluruh tenant yang mengisi area Mawatu merupakan pelaku UMKM binaan dari berbagai lembaga, termasuk Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan sejumlah dinas daerah.
“Ada binaan dari BPOLBF, Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan serta Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi, dan UMKM,” jelas Diana.
Menurutnya, terdapat 39 tenant aktif, termasuk 10 tenant ikonik yang menjadi unggulan. “Total tenant ada 39, tenant iconic ada 10,” terangnya.
Kesepuluh tenant ikonik tersebut antara lain Gedong Bajo, Rumah Makan Surabaya, Sasando Bajo, Bready Bread, Ehh Babi, Delawa Coffee, Dalhai, Sari Toga Komodo, Pisang Kembung Bajo, dan Awmee Drink.
Diana menegaskan, setiap tenant memiliki karakter unik dan menu khas yang membedakannya.
“Masing-masing tenant punya ciri khas dan keunikan. Mungkin itu juga yang membuat masyarakat tertarik datang ke sini. Ada makanan, minuman, snack, sampai kerajinan tangan, jadi masyarakat bebas memilih,” katanya.
Joey juga menegaskan bahwa kawasan Mawatu Labuan Bajo terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya masuk.
“Masuk ke wilayah ini gratis dan terbuka untuk umum, tidak dipungut biaya. Jika ada yang minta biaya masuk, dapat menghubungi pihak manajemen Mawatu Labuan Bajo,” tegasnya.
Dengan konsep terbuka, nuansa budaya lokal, serta dukungan penuh bagi UMKM, Mawatu Labuan Bajo kini menjadi salah satu ikon wisata baru di Labuan Bajo yang tidak hanya mempercantik kawasan pesisir, tetapi juga menghidupkan ekonomi masyarakat lokal.**





Tinggalkan Balasan