Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp LabuanBajoVoice.Com
+ Gabung
Akses terhadap sumber daya alam juga menjadi sumber konflik. Sumber daya seperti air dan ikan yang sebelumnya dapat diakses dengan bebas oleh masyarakat kini sering kali dibatasi untuk kepentingan pariwisata. Masyarakat yang sebelumnya mengandalkan sumber daya alam untuk kebutuhan sehari-hari kini harus bersaing dengan industri pariwisata yang memiliki daya tawar lebih kuat. Misalnya, nelayan lokal di Labuan Bajo mengeluhkan berkurangnya hasil tangkapan akibat wilayah penangkapan yang kini menjadi bagian dari zona konservasi pariwisata laut.
Selain itu, perubahan nilai-nilai sosial juga menjadi tantangan yang signifikan. Kehadiran wisatawan yang berasal dari berbagai budaya dapat mempengaruhi norma dan kebiasaan lokal. Contoh nyata adalah perubahan pola kehidupan masyarakat yang kini lebih berorientasi pada layanan pariwisata, seperti menjual kerajinan tangan atau menjadi pemandu wisata, yang kadang-kadang bertentangan dengan nilai-nilai tradisional. Upaya penyelesaian konflik ini melibatkan dialog antara pihak pengembang, pemerintah, dan masyarakat lokal untuk menemukan solusi yang menguntungkan semua pihak. Salah satu contoh upaya ini adalah perjanjian bersama antara masyarakat Desa Komodo dengan pengelola resort untuk memberikan pelatihan dan pekerjaan bagi penduduk setempat.