Bupati Endi menambahkan, pemerintah Manggarai Barat mendukung kolaborasi ini sebagai wujud nyata pariwisata bertanggung jawab.
“Sudamala telah menunjukkan bahwa pembangunan hijau di Labuan Bajo bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga efisien secara biaya dan membawa manfaat jangka panjang bagi alam dan masyarakat.” jelas Bupati Endi.
Program ini juga menjadi simbol sinergi antara sains, spiritualitas, dan tanggung jawab sosial.
“Proyek ini mencerminkan komitmen kami terhadap tindakan berbasis sains yang menjamin keseimbangan ekologis dan keberlanjutan mata pencaharian masyarakat,” kata Sri Nuka, Ketua YSBI.
Sementara itu, Pariama Hutasoit, Ketua Yayasan Bali Blue Harmony, berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi banyak pelaku pariwisata.
“Kami berharap kolaborasi ini dapat menginspirasi lebih banyak pelaku pariwisata untuk bergerak bersama demi masa depan laut yang sehat dan berkelanjutan.” ungkapnya.
Dalam refleksi moralnya, Vikaris Jenderal Keuskupan Labuan Bajo RD Richard Manggu mengutip surat ensiklik Laudato Si’ karya Paus Fransiskus: “Segala sesuatu di dunia ini saling terhubung. Merawat bumi sebagai rumah bersama berarti juga merawat sesama dan generasi mendatang. Apa yang dilakukan Sudamala bukan sekadar upaya lingkungan, tetapi pengingat bahwa melindungi alam adalah memelihara kehidupan.” kata Romo Richard.





Tinggalkan Balasan