Infrastruktur ini telah beroperasi penuh selama tiga bulan terakhir, menghasilkan sekitar 410.000 kWh energi bersih per tahun dan menekan emisi karbon hingga 370 ton CO₂, setara dengan menanam lebih dari 4.900 pohon setiap tahunnya.
Inisiatif ini tidak hanya memperkuat komitmen Sudamala terhadap transisi energi bersih, tetapi juga menjadi contoh praktik efisiensi energi di sektor pariwisata yang dapat direplikasi di destinasi lain.
Bersamaan dengan peluncuran PLTS, Sudamala juga memperkenalkan program restorasi terumbu karang seluas 3,56 hektar, menggunakan teknologi Modular Artificial Reef Structure (MARRS).
Metode ini terbukti efektif dalam mempercepat pertumbuhan karang alami dan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan laut berkelanjutan.
“Inisiatif Sudamala Resorts adalah bukti bahwa pariwisata tidak hanya dapat memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menjadi kekuatan besar dalam menjaga dan memulihkan lingkungan.” ujar Melki Laka Lena.
Menurut Gubernur NTT, ini model pembangunan berkelanjutan yang layak dicontoh di destinasi lain di NTT dan seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan