LABUANBAJOVOICE.COM – Pemerintah terus mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional melalui kebijakan penempatan dana di bank-bank BUMN. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, hingga 30 September 2025, penyerapan dana pemerintah dari total Rp200 triliun yang ditempatkan di lima bank milik negara telah mencapai Rp112,4 triliun.
Penyerapan tersebut dinilai cukup signifikan dan menjadi bukti efektivitas stimulus fiskal pemerintah untuk mempercepat perputaran likuiditas, mendorong pertumbuhan kredit, serta menekan suku bunga pasar.
“Penyerapannya misalnya di Mandiri sudah 74 persen, BRI 62 persen disalurkan, BNI 50 persen, BTN 90 persen, dan BSI 55 persen,” kata Purbaya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (13/10), dikutip dari CNN Indonesia.
Pemerintah menempatkan total dana Rp200 triliun di lima bank besar milik negara, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara, dan Bank Syariah Indonesia.
Rinciannya:
- BRI: Rp55 triliun
- BNI: Rp55 triliun
- Mandiri: Rp55 triliun
- BTN: Rp25 triliun
- BSI: Rp10 triliun
Dari total penempatan itu, Bank Mandiri menjadi lembaga dengan tingkat penyaluran tertinggi, yakni Rp40,6 triliun atau 74 persen. Disusul BRI dengan Rp33,9 triliun (62 persen), BNI Rp27,6 triliun (50 persen), BTN Rp4,8 triliun (90 persen dari porsi Rp25 triliun), dan BSI Rp5,5 triliun (55 persen).
Purbaya menjelaskan bahwa program penempatan dana pemerintah tersebut berdampak langsung pada percepatan pertumbuhan kredit di sektor perbankan nasional.
Misalnya, pertumbuhan kredit Bank Mandiri naik dari kisaran 8 persen menjadi 11 persen setelah stimulus bergulir.
“Mungkin deposito dulu yang naik, tapi pelan-pelan akan ke suku bunga kredit juga. Ini akan memicu pertumbuhan ekonomi dengan signifikan,” ujarnya.
Selain mempercepat penyaluran kredit, stimulus ini juga mendorong peningkatan peredaran uang primer (base money) di pasar. Ia menyebut, hingga September 2025, uang primer telah tumbuh sebesar 13,5 persen, sejalan dengan target pemerintah.
“Artinya stimulus yang saya kasih sudah masuk ke sistem,” kata Purbaya.
Pemerintah menilai penempatan dana di bank BUMN merupakan langkah strategis dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan memperkuat daya dorong pemulihan ekonomi pascapandemi.
Dengan meningkatnya penyaluran kredit, diharapkan sektor riil mendapatkan tambahan likuiditas yang dapat mendorong investasi dan konsumsi masyarakat.
Selain itu, dengan adanya tambahan dana dari pemerintah, bank-bank pelat merah juga memiliki ruang lebih luas untuk menurunkan suku bunga kredit, mempercepat pembiayaan produktif, dan memperkuat daya saing sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kami ingin memastikan likuiditas itu benar-benar sampai ke sektor riil, bukan hanya berputar di pasar keuangan. Ini yang akan menggerakkan ekonomi,” tambahnya.*
Tinggalkan Balasan