“Kalau tertib tata ruang, hasilnya rapi dan efisien. Tapi kalau tidak tertib, biayanya jauh lebih besar—bencana, konflik sosial, hingga kawasan kumuh. Itu yang kita hindari,” jelasnya.

Nazieb menekankan perlunya sinergi antarwilayah agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya terpusat di Labuan Bajo, melainkan menjalar ke daerah lain seperti Ngada, Ende, hingga Nagekeo.

“Labuan Bajo maju sendiri tidak cukup. Kabupaten sekitarnya harus ikut tertarik secara ekonomi. Jadi PKN-nya di sini, tapi daerah lain juga hidup,” paparnya.

Selain itu, pemerintah juga mempercepat penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di seluruh provinsi dan kabupaten/kota di kawasan Bali–Nusa Tenggara.

Hingga kini, 44 dokumen RTRW telah rampung, sementara 71 lainnya masih dalam proses penyusunan. Pemerintah menargetkan total 252 dokumen RTRW dapat terselesaikan secara tuntas dan sinkron.

“Forum ini menjadi kesempatan one-on-one. Kabupaten mana yang belum selesai, silakan sampaikan kendalanya. Kita bantu cari solusi bersama,” kata Nazieb.