LABUANBAJOVOICE.COM — Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Internasional Komodo Labuan Bajo mencatat lonjakan signifikan jumlah penumpang sepanjang Januari–Oktober 2025.
Dari target tahunan satu juta penumpang, bandara itu telah melayani 850 ribu penumpang, menempatkannya hanya selangkah lagi menuju capaian tertinggi sejak terminal baru beroperasi pada 2022.
Capaian itu diungkap langsung oleh Kepala UPBU Internasional Komodo Labuan Bajo, Ceppy Triono, di sela pendampingan kunjungan Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (14/11/2025).
“Saya sudah menyampaikan bahwa target penumpang tahun ini adalah 1 juta. Hingga Oktober saja sudah mencapai sekitar 850 ribu penumpang. Artinya sampai 9 Desember nanti, kemungkinan besar target 1 juta itu bisa tercapai,” ujar Ceppy.
Menurut Ceppy, meningkatnya mobilitas wisatawan ke Labuan Bajo membuat terminal baru yang dibangun pada 2022 semakin kewalahan.
“Kita ketahui bersama, kapasitas terminal ini sebenarnya hanya 1,1 juta penumpang per tahun. Dengan kondisi terminal yang sekarang, capaian itu sudah hampir menyentuh batas maksimal,” tegasnya.
Yang membuat situasi ini makin mendesak adalah kenyataan bahwa proyeksi kapasitas tersebut direncanakan baru tercapai pada tahun 2030, bukan seawal 2025.
“Padahal, proyeksi awalnya, terminal baru yang dibangun tahun 2022 itu diperkirakan mencapai 1,1 juta penumpang pada 2030. Namun kenyataannya, di 2025 saja kita sudah mendekati angka tersebut,” jelas Ceppy.
Lonjakan pergerakan penumpang yang tak terelakkan setiap tahun membuat UPBU menilai bahwa percepatan ekspansi infrastruktur bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban strategis.
“Maka diperlukan langkah-langkah khusus untuk mempercepat penguatan infrastruktur karena pergerakan wisatawan setiap tahun semakin meningkat. Kita harus siap untuk itu,” ujarnya.
Ceppy menyatakan secara terbuka kepada AHY bahwa Bandara Komodo membutuhkan dukungan pemerintah pusat untuk membangun terminal penumpang tambahan.
“Dan hal-hal tersebut yang saya sampaikan kepada Pak AYE agar dapat dibantu terkait rencana pengembangan terminal penumpang kita,” kata Ceppy.
Ia menegaskan bahwa seluruh poin yang dipresentasikan merupakan refleksi kesiapan operasional bandara yang selama ini bekerja maksimal, namun kini dihadapkan pada urgensi ekspansi karena pertumbuhan wisatawan jauh melampaui prediksi nasional.
“Saya juga ingin mendapatkan insight atau pandangan dari Pak Menko terkait langkah-langkah ke depan yang bisa dilakukan—dan dalam tanda kutip, mendapatkan dukungan—untuk pengembangan bandara ke depannya,” ungkap Ceppy.
Sebagai salah satu pintu gerbang menuju destinasi super prioritas Labuan Bajo, Bandara Internasional Komodo tengah memasuki fase penentu: apakah infrastruktur mampu mengejar laju pertumbuhan kunjungan wisatawan atau justru menjadi titik stagnasi bagi pengembangan pariwisata nasional.
Dengan angka 1 juta penumpang yang hampir pasti tercapai sebelum akhir tahun, bandara ini berada di persimpangan penting.
Opsi memperluas terminal, menambah apron, dan memperkuat fasilitas penunjang menjadi kebutuhan mendesak — bukan hanya demi kenyamanan, tetapi demi menjaga reputasi Labuan Bajo sebagai destinasi kelas dunia yang berkembang cepat.**





Tinggalkan Balasan